Seni Kriya : Pengertian, Karakteristik dan Fungsinya

Seni Kriya adalah cabang seni rupa yang menekankan pada keterampilan tangan dalam proses pembuatan karya seni, yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga fungsional. Berikut penjelasan mengenai pengertian, karakteristik, dan fungsi seni kriya.

Pengertian Seni Kriya

Seni Kriya adalah cabang seni rupa yang menekankan pada keterampilan tangan (craftmanship) dalam proses pembuatannya. Seni ini menghasilkan karya yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga sering kali bersifat fungsional. Kata “kriya” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “mengerjakan” atau “membuat.” Seni kriya biasanya berkaitan dengan kerajinan tangan yang menggunakan berbagai bahan seperti kayu, logam, kain, keramik, dan lain-lain.

Karakteristik Seni Kriya

  1. Keterampilan Tangan (Handmade): Seni kriya menekankan pada keterampilan manual atau pengerjaan tangan yang tinggi dalam menciptakan suatu karya. Proses pembuatan sering kali melibatkan teknik tradisional yang diwariskan turun-temurun.
  2. Estetika dan Fungsi: Karya seni kriya tidak hanya indah untuk dilihat (estetis), tetapi juga memiliki nilai guna (fungsional). Misalnya, peralatan rumah tangga, furnitur, dan perhiasan.
  3. Penggunaan Bahan Alam dan Tradisional: Seni kriya umumnya memanfaatkan bahan-bahan dari alam, seperti kayu, tanah liat, bambu, kain, dan logam, serta menerapkan teknik-teknik tradisional dalam pengolahannya, seperti anyaman, ukiran, dan tenun.
  4. Keragaman Bentuk dan Fungsi: Seni kriya dapat mengambil berbagai bentuk dan fungsi, mulai dari kriya hias, kriya fungsional, hingga kriya tekstil. Karya seni kriya bisa berupa dekorasi dinding, perabotan, alat musik, dan aksesori.
  5. Proses Produksi yang Teliti: Pembuatan seni kriya sering kali melibatkan proses yang panjang dan mendetail, mulai dari persiapan bahan hingga tahap akhir penyelesaian. Ini mencakup berbagai teknik seperti pemotongan, pembentukan, penghalusan, hingga pewarnaan.
Baca Juga:  Apa Saja Jenis Tendon dan Fungsinya?

Fungsi Seni Kriya

  1. Fungsi Hias (Dekoratif): Banyak karya seni kriya dibuat untuk keperluan estetika, seperti patung, relief, atau hiasan dinding. Karya-karya ini sering digunakan untuk mempercantik ruang dan memberikan nuansa budaya atau artistik.
  2. Fungsi Pakai (Fungsional): Selain aspek estetika, seni kriya juga memiliki fungsi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh karya seni kriya fungsional termasuk furnitur, alat rumah tangga (seperti wadah atau piring), perhiasan, dan tekstil.
  3. Fungsi Simbolis atau Ritual: Seni kriya juga sering digunakan dalam konteks upacara atau ritual keagamaan dan adat. Misalnya, patung-patung dewa dalam tradisi Hindu atau kerajinan tangan yang digunakan dalam perayaan budaya.
  4. Fungsi Ekonomi: Karya seni kriya sering diproduksi untuk dijual, baik sebagai produk seni maupun barang-barang kerajinan yang memiliki fungsi pakai. Industri kerajinan tangan menjadi salah satu sektor ekonomi yang dapat memberikan pendapatan bagi pengrajin.
  5. Fungsi Edukasi: Seni kriya juga bisa memiliki fungsi edukasi, di mana teknik dan tradisi pembuatan kriya diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, membantu menjaga warisan budaya dan keterampilan lokal.
Baca Juga:  Apa yang Dimaksud Gerakan Konvergen pada Lempeng Bumi?

Dengan memadukan aspek estetika dan fungsionalitas, seni kriya memainkan peran penting dalam memperkaya budaya visual dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Itulah penjelasan mengenai pengertian, karakteristik, dan fungsi seni kriya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU