Sehari setelah kejadian kebakaran toko. Diana Berusaha bangkit kembali dengan memulai membuka tokonya .
” Semoga usaha kita bisa seperti sebelumnya, “ucapa Diana. Aamiin”Ucap mereka bersamaan sambil tersenyum.
Tiba-tiba muncul Bu Ani dan mengatakan ” Alaah Tidak usah mimpi ya, Kamu bisa bangun kembali tokomu seperti dulu karena sarung yang laku itu semua dari toko sarungku, Ucapnya lirih pada Diana dan teman-temanyya. “Iya kha,”ucapnya pada Diana.
“Hei Bu Ani asal ibu tahu ya, kami akan akan membangun toko kami seperti dulu,”Teriak Mbak Lisa kepada Bu Ani.
“Walau Kami tdk digaji tapi bagi kami membantu Dik Diana itu Yang terpenting. “lanjut Mbak Lisa. “Hei Bu Mulutnya dijaga yah, jangan asal bicara”Teriak Mbak Nana. “Memangnya kamu siapa? melarang saya bicara,”lanjut Bu Ani.
“Berisik kamu Bu Ani, Iri Bilang Bu!”Teriak Pak Herdin.
“Sudah….sudah …jangan berkata begitu,”kata Nek Sumi menenangkan Pak Herdin, Nana dan Lisa. Bu Ani terus saja Mengejek Diana dan teman-temannya. Tetapi Diana dan teman- temannya tidak lagi meladeni Bu Ani, mereka sibuk membenahi urusan mereka masing- masing.
Satu minggu kemudian, Diana toko Diana kembali pulih dan usahanya kembali seperti dahulu.
“Al-Hamdulillah Ya Tuhan,”ucap Diana dan teman-temannya sambil melihat orang- orang berlalu lalang ke tokonya. Tiba-tiba datang polisi yang membawa Bu Ani dan karyawannya. Polisi pun berkata pada Diana “Diana Bu Ani lah pelaku pembakaran tokonya!”.
“hah. Bu Ani,” Kata Diana dengan terkejut.
“iya Sayalah Pelakunya, memangnya Kenapa?”Ucap Bu Ani tanpa rasa bersalah.
“khan sudah kuduga dalang dari kejadian ini adalah Bu Ani,”kata Mbak Nana.
“Kenapa bisa Bu Ani tega melakukan hal itu pada saya,”kata Diana
“Tidak usah kau hiraukan Bu Ani , orang jahat seperti dia sudah layaknya berada di penjara”kata mbak Nana.
“Pak bagaimana bisa Bu Ani dan karyawannya dinyatakan pelaku pembakaran toko saya, apakah ada buktinya pak!”Tanya Diana pada polisi.
“oh bukti kuatnya adalah terdapat sidik jari Bu Ani pada jerigen bensin yang ditemukan tempo hari pasca kebakaran terjadi.”ucap polisi pada Diana. Dan polisi pun berpamitan pada Diana dan membawa Bu Ani pergi.
Sepeninggal Bu Ani dan pak polisi teman-teman Diana berkata pada Diana”Bu Ani pantas menerima hukuman yang setimpal dari perbuatannya”.
ah.” sudahlah semua sudah berlalu tidak usah kita mengingatnya lagi, mudah-mudahan Bu Ani menyadari kekhilafannya,”kata Diana kepada teman-temannya.
Semua ini ada hikmahnya lanjutnya sambil merangkul temannya, dan tersenyum merasa syukur semua masalahnya sudah berlalu.
Singkatnya Diana kembali sukses. Kehidupan Diana tidak lagi serba kekurangan seperti dulu. Tuhan menguji Diana agar Diana mampu mengubah hidupnya. Boleh lelah tetapi tidak boleh menyerah itulah semboyang Diana.
Pesan moral dari cerita ini adalah jangan mudah menyerah menjalani rintangan atau segala cobaan hidup dan berusahalah untuk sabar dan tabah menjalaninya. Yakinlah kesabaran dan keyakinan serta kejujuran akan berbuah manis seperti yang Diana dan Nenek Sumi.
Penulis : A.Rudi Haryanto