Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Bosowa (Unibos) bekerja sama dengan MPR RI gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pokok-Pokok Haluan Negara Bidang Ekonomi di Swiss bell Hotel Losari. Rabu, 8 Desember 2021.
FGD tersebut membahas peran dan fungsi haluan negara sebagai kaidah penuntun pengembangan ekonomi nasional.
Dalam kegiatan FGD tersebut menghadirkan pakar dan ahli dari Unibos Dr Arif Wicaksono (Dekan FISIP Unibos); Dr Sawedi Muhammad, M.Sc (Sosiolog Unibos);
Dr Andi Burhanuddin, S.Sos (Sosiolog Unibos); Dr Ruslan Renggong, SH, MH (Dekan Fakultas Hukum Unibos); Dr Andi Arifuddin Mane, SE., SH., MSi., MH. (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unibos).
Turut dihadiri narasumber Badan Pengkajian MPR Drs Tamsil Linrung. Pimpinan Badan Pengkajian MPR, Dr. Abdul Rachman Thaha, SH, MH. Anggota Badan Pengkajian MPR.
Tamsil Linrung menjelaskan FGD ini perlu dilaksanakan untuk menerapkan sebuah haluan karena dianggap ada sebuah ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di lapangan.
“Selama ini kami melakukan analisis maka dari itu, MPR kususnya kami melakukan kajian dan mendengarkan masukan para akademisi dan para pakar-pakar ahli di bidangnya.
Sehingga kami bisa menampung dan mempunyai bahan dikemudian hari ketika terjadi amandemen tentunya untuk perkembangan dalam bidang ekonomi nasional,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi menuturkan: “Negara kita ini kaya akan sumber daya alam yang dapat menunjang masyarakatnya dalam bidang ekonomi, tetapi secara tidak langsung negara ini juga telah terkena kutukan oleh SDA itu sendiri.”
“Kita kaya akan SDA tapi miskin di negara sendiri, maka dari itu membututuhkan regulasi yang mendukung dan mengoptimalkan pemanfaatan SDA,” terang Arif Wicaksono.
Pada kesempatan yang sama, Sosiolog Unibos mengungkapkan Indonesia harus menjadi negara produsen, karena mempunyai sebuah efek yang sangat besar terhadap pendapatan negara dan dapat menekan laju pengangguran.
“Negara kita ini juga harus menjadi sebuah negara produsen, tentunya dalam rangka menyongsong atau menyambut sebuah pasokan kebutuhan internasional,” ungkap Burhanuddin.
Negara ini, katanya, tidak boleh hanya terfokus pada agriculture, karena dalam sejarah negara-negara maju, kalau mau lihat kebelakang itu lebih didominasi oleh negara-negara industri. Maka re-industrialisasi itu perlu lebih ditingkatkan.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan berdasarkan data riset yang ada, di Indonesia ekosistem inovasi masih lemah, baru mencapai 0.2%.
Jauh lebih rendah daripada rata-rata negara yang mempunyai pendapatan menengah, yang telah mencapai inovasi risetnya itu 1.5%.
“Oleh sebab itu, penguatan inovasi riset dan strategi re-industrialisasi saya kira ini harus menjadi fokus di dalam pokok-pokok haluan negara untuk pengembangan bidang ekonomi,” jelasnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan sosialisasai yang dilakukan oleh Tamsil Linrung di Universitas Bosowa yang dilaksanakan di lt 9 ruang rapat senat unibos yang dihadiri oleh sisvitas akademika Fisip Unibos dengan tema Daerah Pemilihan Sosdapil V Optimalisasi 2021.