Gaya Kepemimpinan, Pengertian dan Tujuan Kepemimpinan Dalam Organisasi

Hallo! Kali ini guru dan ibu serta teman-teman kembali dengan pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia yang bertemakan Gaya Kepemimpinan untuk lebih jelas dan lengkapnya maka simaklah artikel ini sampai akhir.

Setiap orang memiliki suatu gaya di dalam kepemimpinan yang jauh berbeda. Keberhasilan ataupun kegagalan di dalam sebuah perusahaan sangat bergantung difaktor-faktor ini.

Pengaruh dari gaya kepemimpinan di dalam suatu kinerja dari karyawan yaitu cukup besar, bisa membuat kinerja mereka jauh lebih antusias ataupun bahkan bisa melonggarkan.

Pengertian Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan ialah kekuatan ataupun kemampuan di dalam diri seseorang yang memengaruhi orang lain di dalam hubungannya dengan pekerjaannya, dengan tujuan untuk mencapai tujuan suatu organisasi itu.

Sedangkan pengertian dari seorang pemimpin ialah seseorang yang mendapat suatu kepercayaan diri sebagai seorang ketua (leader) di dalam sistem di suatu perusahaan ataupun organisasi.

Tujuan Kepemimpinan Dalam Organisasi

Sesudah memahami dengan adanya suatu konsep di dalam kepemimpinan, secara alami pula perlu mengetahui tujuan dari kepemimpinan. Adapun tujuan dari pada kepemimpinan yang di antaranya adalah :

1. Sarana untuk Mencapai Tujuan

Kepemimpinan ialah sarana sangat penting mencapai tujuan. Dengan melihat yang bertujuan tercapai ataupun tidak, serta bagaimana tujuan ini dapat tercapai, kita bisa mengenali semangat dalam membimbing seseorang.

2. Memotivasi Orang Lain

Bisa membantu orang lain agar mempertahankan, termotivasi, serta meningkatkan motivasi mereka di dalam diri mereka sendiri. Dengan kata lain, seseorang pemimpin yang sangat baik ialah pemimpin yang bisa memotivasi di dalam bawahan ataupun pengikut agar mencapai suatu tujuan yang sudah diinginkan.

Macam Macam Gaya Kepemimpinan

gaya kepemimpinan dalam perusahaan

Di dalam artikel ini kita juga akan membahas tentang gaya-gaya kepemimpinan yang biasa dipakai pimpinan baik itu di dalam kepemimpinan organisasi atau perusahaan.

- Iklan -
Baca Juga:  Muhammadiyah Sulsel akan Terbitkan Buku Juknis Dakwah Kultural

1. Gaya Demokratis

Menurut seorang Sudarwan Danim, Kepemimpinan demokratis ialah kepemimpinan yang sudah dilandasi oleh anggapan bahwa saya dikarenakan interaksi kelompok yang sangat dinamis, tujuan dari organisasi yang akan tercapai.

Gaya kepemimpinan yang demokratis ialah gaya kepimpinan yang di mana anggota organisasi diberikan sebuah kebebasan di dalam mengutarakan pendapat, ide atau gagasan. Pemimpin yang menekankan kesederajatan serta sering melakukan sebuah interaksi, konsultasi ataupun musyawarah dengan bawahan yang sebelum mengambil sebuah keputusan.

Gaya yang demokratis ialah salah satu gaya yang sangat disukai dikarenakan bisa mendorong kompetensi, kreativitas, kejujuran, kecerdasan serta keberanian berpendapat dari bawahan- bawahannya.

2. GayaInstruktif

Gaya instruktif ialah gaya yang sudah menekankan instruksi ataupun pengarahan langsung dari pada atasan dengan bawahan. Yang biasanya sifat instruksi ataupun pengarahan itu sendiri begitu spesifik. Seperti apakah tugas yang harusnya dilakukan, dan bagaimana sampai kapan itu harus dilakukan.

Seorang atasan yang sudah menerapkan gaya instruktif yang akan memberikan pengawasan untuk jauh lebih kepada bawahan ataupun anak buah yang baru saja bekerja. Selain itu juga kepemimpinan instruktif ini juga mempunyai kadar direktif yang sangat relatif tinggi.

Kadar supportifnya pula rendah sehingganya dianggap tak efektif untuk menggali sebuah potensi SDM bawahan. Bahkan juga gaya yang satu ini dapat membuat kualitas pegawai jauh lebih rendah.

3. Gaya Birokratis

Gaya birokratis ialah gaya memimpin yang sudah mengacu di peraturan. Tanda-tanda yang sangat mudah dikenali dari pada seseorang pemimpin yang sudah menerapkan gaya birokratis ialah perilaku taat prosedur.

Baca Juga:  Sejarah Dan Keunikan Kuil Philae

Ketaatan ini tak hanya berlaku bagi dirinya sebagai seorang atasan tapi juga bagi bawahan yang ada di dalam kepemimpinannya. Selain juga taat prosedur, atasan gaya birokratis ini pula jauh lebih banyak mengambil keputusan dari sesuai prosedur, lebih kaku serta tidak fleksibel.

Karakteristik yang bisa dikenali bisa gaya birokratif ialah adanya keputusan yang sudah berpusat kepada atasan. Biasanya semua dari keputusan yang sudah dibuat serta berkaitan dengan pekerjaan yang akan ditentukan atasan.

4. Gaya Konsultatif

Di dalam beberapa pembahasan, gaya konsultatif ini menjadi beberapa bagian tidak terpisahkan dari gaya partisipatif. Pasalnya gaya partisipatif  menghendaki adanya sebuah peran aktif dari bawahannya untuk mendukung atasannya.

Keterlibatan bawahan di dalam hal ini anak buah begitu besar di dalam proses pengambilan keputusan sampai apa pun yang sudah ditentukan oleh atasan. Tapi penerapan gaya konsultatif ini lebih pada atasan yang sudah meminta pendapat bawahan di atas keputusan yang segera diambil.

5. Gaya Otokratis atau Otoriter

Apabila gaya demokratis yang berpusat di bawahan ataupun anak buah, Maka gaya otokratis ialah sebaliknya.

Gaya otokrasi ialah gaya yang memusatkan diri kepada atasan. seluruh keputusan itu diambil berdasarkan pertimbangan dari pemimpin itu sendiri. Sementara bawahan itu dituntut agar menjalankan keputusan tersebut baik itu suka maupun tidak suka.

Peran bawahan di dalam pengambilan keputusan terbatas ataupun bahkan tidak ada. Atasan yang akan menentukan lewat komunikasi yang satu arah, apa yang seharusnya kita lakukan, bagaimana caranya, kapan saja waktunya sampai seperti apakah tugas dikerjakan.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU