Mahasiswa sebagai agen transformasi tentunya tidak terlepas dari literasi. Oleh karena itu, bagaimana jadinya kalau tidak ditunjang dengan wawasan yang luas?
Lalu apa yang akan mereka (mahasiswa) ubah jika mereka tidak punya pengetahuan dasar? Pengetahuan didapat dari mana? tentunya literasi informasi.
Demikian diungkapkan Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jaffray Makassar (STFT Jaffray Makassar), Pdt Dr Robi Panggara, M Th. Disela-sela berlangsungnya kegiatan Hari Cinta Buku (HCB) 5, Jumat 8 April 2022 di Ruang Kapel Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jaffray Makassar.
Hal itu juga yang melatar belakangi terlaksananya kegiatan tahunan HCB yang telah digelar selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2018 itu.
“Mengapa kita (STFT Jaffray Makassar ) buat hari cinta buku? Yang pertama, kita ingin mahasiswa itu punya minat baca, dan melalui hari cinta buku mereka bisa mendapatkan stimulan untuk punya minat baca,” terang Pdt Robi.
Yang kedua, sambungnya, karena hari cinta buku ini tidak hanya mengajarkan kepada mahasiswa bagaimana membaca dengan cepat, tetapi juga bagaimana tidak kehilangan intinya.
Dalam kegiatan HCB itu juga dilaksanakan banyak yang perlombaan yakni, lomba membaca Alkitab dengan tiga kategori bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Yunani, dan bahasa Ibrani);
Lomba debat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; lomba menyanyi, lomba membuat video pendek, lomba cerdas cermat untuk pengetahuan Alkitab, dan lomba aransemen lagu NKI.
Lomba-lomba tersebut, kata Pdt Robi, dharpakan mampu menggali potensi-potensi mahasiswa dan melatih soft skill mahasiswa.
“Di HCB ini juga dilaksanakan workshop penulisan. Jadi kami harapkan di hari ini mereka cinta buku, di masa depan mereka juga bisa menulis,” ungkapnya.
Pdt Robi juga menyebutkan sejak dilaksanakan HCB pada tahun pertama hingga tahun kelima ini, memberikan dampak positif secara signifikan dengan adanya peningkatan kunjungan perpustakaan, termasuk selama dua hingga tiga tahun terakhir, karya-karya mahasiswa bisa terpublish bahkan ada diantaranya bisa terpublish skala internasional.
“Jadi itu hal yang menarik karena tentu dengan adanya workshop yang bisa mereka ikuti, mereka jadi berani untuk menuangkan ide-ide dan bisa menembus jurnal internasional,” jelasnya.
Sekali lagi Pdt Robi menegaskan, literasi itu sangat penting bagi mahasiswa sebagai dasar pengetahuan. Dapat mengakses menelusuri informasi dengan baik dan cepat itu akan menjadi dasar yang baik.
“Kalau nantinya alumni ada yang jadi guru, ini ‘kan menjadi hal yang penting bagi mereka juga untuk mereka bawa ke lapangan, dari apa yang mereka tahu bisa ditransfer, skill yang ada juga mereka bisa tularkan ke siswa-siswanya. Sehingga diharapkan kedepan, kita punya generasi cerdas,” tuturnya.
Di dunia gereja juga, sambungnya, ketika alumni jadi pendeta dan dapat mengerti dengan benar tentang literasi, maka istilah-istilah taman baca itu tidak hanya digagas oleh dunia pendidikan, tetapi di dunia gereja sekali pun bisa ada juga.
“Gereja memungkinkan punya perpustakaan untuk menjadi akses informasi yang luas bagi umat,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia HCB 5, Deskayanti mengungkapkan harapannya. “Karena temanya ‘Mahasiswa Sebagai Penggerak Perubahan’, harapannya mahasiswa STFT Jaffray Makassar lebih lagi menjadi mahasiswa yang dapat membawa perubahan kedepannya.
Bukan hanya dalam kegiatan insight tetapi juga keterampilan mahasiswa dapat membawa perubahan lebih lagi,” ungkap mahasiswa jurusan teologi itu.