FAJARPENDIDIKAN.co.id – Program magang menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa FKM Unhas.
Dalam memantau kelancaran program magang, dosen pengelola magang PKIP FKM Unhas, Muhammad Rachmat SKM, MKes., kembali menggelar kegiatan monitoring untuk kedua kalinya bagi mahasiswa PKIP yang saat ini tengah melakukan kegiatan magang pada instansi di daerah domisili masing-masing.
Tercatat ada 9 orang peserta magang, yaitu Miftahul Jannah, Karmilasari, Ana Sofiah, Andi Mutiara, Nadhilah Mubarak, Buraini, Putri Lolon, Sulfiana, dan Nur Fauziah.
Monitoring ini berlangsung secara virtual melalui media zoom meeting, Jumat (1/10/2021).
Kegiatan monitoring ini menjadi forum komunikasi antara mahasiswa serta dosen dalam memantau proses magang.
Kegiatan ini mengagendakan pemaparan secara bergilir oleh setiap mahasiswa untuk menyampaikan berbagai hal yang mereka alami selama proses magang.
Dalam pemaparannya, masing-masing menjelaskan aktivitas yang dilakukan di lokasi magang.
Seperti halnya Ana Sofiah dan Karmilasari yang merupakan dua mahasiswa magang di Dinas Kesehatan Kab. Bone menjelaskan bahwa ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan dalam beberapa minggu terakhir ini.
“Kami mengikuti rapat koordinasi penguatan mitra potensial, melakukan rapat pokjonal Posyandu, turlap pembinaan sekolah sehat serta monitoring pertemuan tatap muka sekolah selama pandemi,” ujar Sofiah.
Tak jauh berbeda, Miftahul Jannah selaku mahasiswa magang di Dinas Kesehatan Kab. Luwu juga menyampaikan berbagai kegiatannya.
“Selama menjalani kegiatan magang alhamdulillah telah terlibat langsung dalam beberapa kegiatan besar yang dilakukan oleh Dinkes Luwu, diantaranya kegiatan penilaian STBM Award tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, menghadiri kegiatan sosialisasi peraturan Bupati Luwu No. 85 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan stunting di desa serta membantu dalam proses penyusunan laporan sebagai bahan kualifikasi untuk kegiatan penilaian KKS (Kabupaten/Kota sehat),” jelas Miftahul Jannah.
Sedang dari sektor Puskesmas, tepatnya di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo, Andi Mutiara turut menambahkan bahwa sejauh ini aktivitas magang untuk bidang promkes yang ia lakukan yakni melakukan deteksi dini untuk penyakit tidak menular dengan metode GERMAS dan selebihnya ikut serta dalam kegiatan pelaksanaan vaksinasi di beberapa sekolah.
Setiap instansi tentu memiliki aktivitas dan program yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada tiga mahasiswa PKIP yang menjalani kegiatan magang di DP3A Provinsi Sulawesi Selatan yakni Sulfiana, Buraini, dan Nur Fauziah yang menjelaskan bahwa di tanggal 6 Oktober mendatang mereka akan disibukkan dengan kegiatan penyusunan 5 pilar GDPK tentang kependudukan yang melibatkan kerjasama dengan beberapa instansi seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Bappeda, Dukcapil, dan BPS.
Dosen pengelola magang kembali mengingatkan tentang capaian pembelajaran matakuliah magang yang harus dicapai oleh mahasiswa yaitu: Mampu merencanakan kegiatan Promkes; Mampu melaksanakan kegiatan Promkes dan; Mampu melakukan monitoring dan evaluasi program Promkes.
“Ketercapaian CPMK tersebut dibuktikan dengan portofolio yang harus disiapkan setiap peserta selama magang,” jelas Muhammad Rachmat.
Selain pemaparan aktivitas magang, beberapa mahasiswa juga menceritakan pengalaman berkesan mereka selama menjalani kegiatan magang.
Putri Lolon Tangyong salah satunya. Ia menjelaskan bahwa pengalaman berkesan selama menjalani magang di Dinkes Kab. Toraja adalah ketika mengunjungi desa-desa terpencil untuk melakukan monitoring kader Posyandu.
“Kami mengunjungi beberapa daerah terpencil dengan kondisi jalan yang cukup ekstrim dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua,” tutur Putri.
“Kalau saya yang paling berkesan selama mengikuti magang adalah ketika dapat terjun langsung dan berbaur dengan masyarakat, karena dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sekaligus menambah pengalaman dan relasi,” sambung Nadhilah Mubarak.
Miftahul Jannah juga memberikan kesannya selama magang. “Aktualisasi nyata dari teori yang diperoleh di bangku perkuliahan dapat dirasakan melalui kegiatan magang ini.
Oleh karenanya menjadi problem solver yang baik serta menjaga nama baik almamater menjadi sesuatu yang harus diemban selama menjadi peserta magang. Karena sejatinya kita telah dibentuk dengan kualifikasi yang baik sebelum terjun ke lokasi magang,” tutup Miftahul Jannah.