FAJARPENDIDIKAN.co.id – Hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMP Islam Athirah 1 Makassar yang diadakan oleh Osis dan MPK Covtharka dengan tema “New Beginning, New Spirit, In New Normal” digelar melalui virtual di Makassar, Senin (20/7/2020). Sebuah tema yang sangat tepat dengan kondisi saat ini. Memulai tahun ajaran baru dengan semangat dan cara yang berbeda tentunya. Peserta didik diharapkan dapat mulai beradaptasi dengan segala perubahan yang ada, termasuk pembelajaran daring selama pandemi ini. Hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMP Islam Athirah Makassar diadakan mulai dari pagi hari hingga sore hari. Namun MPLS ini dikemas dengan begitu menarik, sehingga peserta didik baru tidak akan merasakan kebosanan untuk mengikuti kegiatan hingga akhir.
Dalam Pembukaan MPLS, Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah, Mas Aman Uppi, S.Pd, M.Pd menyampaikan pesan kepada peserta didik, agar peserta didik memiliki tujuan dalam belajar, sehingga tak ada aktivitas yang dapat menghalangi peserta didik mencapai tujuannya. Dalam pembukaan MPLS juga ditampilkan sebuah video pesan Direktur Sekolah Islam Athirah, H.Syamril, S.T., M.Pd tentang harapannya kepada peserta didik agar dapat menjadi “Insan yang sukses, bahagia dan mulia”. Sebelum memulai kegiatan MPLS, Zazkia Izzani Maulai Syam, Nios Covtharka 10 sebagai ketua MPLS menyampaikan tujuan diadakannya MPLS antara lain mengenali potensi peserta didik baru, membantu siswa beradaptasi, menumbuhkan motivasi dan semangat belajar efektif, serta mengembangkan interaksi dan perilaku positif peserta didik baru.
Kegiatan MPLS Hari pertama dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Nilamartini, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Islam Athirah 1 Makassar. Materi yang dibahas terkait pengenalan nilai-nilai Sekolah Islam Athirah dan program unggulan dibidang akademik dan non akademik. Dalam sesi ini antusias peserta didik dalam bertanya disambut dengan baik dan dijawab secara detail. Atusias peserta didik dalam bertanya merupakan suatu proses terbentuknya kepercayaan diri serta memiliki pemikiran yang kritis. Dalam forum itu Kepala Sekolah juga menyampaikan agar peserta didik memiliki perubahan selama belajar di SMP Islam Athirah Makassar. “Hal yang tidak baik, harus menjadi baik,” ujarnya
Bukan hanya materi yang didapatkan peserta didik di hari pertama MPLS. Namun juga diselingi dengan pemberian Ice Breaking melalui aplikasi Kahoot. Peserta didik akhirnya secara tidak langsung diajarkan untuk menggunakan salah satu aplikasi pembelajaran. Ice Breaking yang diberikan berupa pertanyaan terkait materi dasar pelajaran di sekolah melalui aplikasi Quizizz. Terjadi keseruan yang membuat salah satu peserta didik meminta dilakukannya lagi Ice breaking pada sesi dua. Peserta didik diberikan waktu istirahat dan salat sebelum melanjutkan materi di sesi kedua.
Materi pada sesi kedua dibawakan oleh seorang psikolog yakni Aisya Yuhanida Noor, M.Psi,.Psikolog yang berasal dari kota Bandung. Aisyah memulai dengan salam dan sapaan kepada peserta didik dengan dengan penuh semangat. Riuh terdengar suara para peserta didik menjawab sapaaan dan salam melaui virtual.. Sebelum memulai materi peserta didik diajak untuk mengeksplorasi ragam aplikasi online yang berjalan secara interaktif.
Tema materi yang dibawakan “Manage Your Mind and Get Your Goals” Materi diawali dengan membahas tentang Covid 19. Setelah itu peserta didik diminta untuk menuliskan emosi yang dirasakan selama Belajar Dari Rumah (BDR). Emosi yang peserta didik rasakan dituliskan melalui aplikasi Mentimeter. Segala perasaan peserta didik di tuliskan dalam aplikasi itu, yang hasilnya dapat langsung dilihat melalui layar virtual. Setelah mengeluarkan segala perasaan emosi yang dirasakan, peserta didik diajak untuk menemukan sisi baik selama belajar dari rumah. Salah satu peserta didik, menyampaikan sisi baik yang dirasakannya yakni, “Memiliki waktu yang lebih banyak bersama keluarga” tuturnya
Dilanjutkan materi tentang cyber bully. Aisya memberikan kesempatan peserta didik untuk menceritakan pengalaman cyber bully yang pernah dialami. Rata-rata pengalaman cyber bully yang dialami terjadi di akun media sosial. Setelah mendengarkan cerita peserta didik, diberikan strategi mengelola stress selama pandemi dengan metode 2M 2C (Move, Make, Connect, Charity). Selain itu juga diajakarkan cara pola hidup minim stress dengan 4A (Avoid , Alter, Adapt, Accept).
Peserta didik diajak berimajinasi dengan menggambarkan dirinya satu tahun ke depan. Ini untuk melatih peserta didik memiliki tujuan hidup, sama halnya yang disampaikan Wakil Direktur pada pembukaan. Salah satu peserta didik bernama Thoriq mengungkapkan keinginannya “berangkat haji bersama keluarganya tahun depan”. Selama lima belas menit peserta didik merampungkan gambar beserta misi yang ingin dicapai, minat dan kelebihan yang dimilikinya, strategi mencapai tujuan, serta dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. MPLS hari pertama ditutup dengan pesan dari Aisya “Jaga diri, jaga keluarga, jaga semuanya”.
Laporan: Musyorafah, S.S.