FAJARPENDIDIKAN.co.id – Melihat situasi dan kondisi lingkungan saat ini, yang salah satunya dipengaruhi oleh semaraknya sampah yang tidak pada tempatnya, yang menjadi pembicaraan masyarakat sebagai penyebab banjir, dan masalah lingkungan lainnya, kini menjadi pembahasan pada webinar program studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Bosowa (Unibos).
Webinar Nasional dengan tema, “Sinergitas Pengelolaan Sampa” itu menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten dibidangnya.
Termasuk Melinda Aksa (CEO Bosowa Foundation), Dr. Indriyani Rachman (Environmental Engineering Kitakyushu University Jepang) Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si (Kepala P3E Sulawesi & Maluku), Saharuddin Ridwan, S.S., M.M (Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia).
Webinar yang dilakasanakan via aplikasi zoom dan live streaming youTube, facebook dan instagram Unibos ini, diikuti 350 peserta dari seluruh kalangan masyarakat juga dosen, mahasiswa dan karyawan.
Webinar dibuka langsung oleh Rektor Universitas Bosowa Prof Dr Ir H Muhammad Saleh Pallu, M.Eng.
Dalam sambutannya, Rektor mengungkapkan, seminar seperti ini, sangat penting dilaksanakan. Melihat perilaku manusia yang kurang memperhatikan dampak sampah yang semakin banyak dari waktu-ke waktu.
“Oleh karena itu, seminar ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat agar mendapatkan ide dan soslusi untuk bagaiamana mengelola sampah,” jelas Rektor.
Hal itu juga, kata Rektor, merupakan bentuk dari tri dharma perguruaan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat dalam membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat untuk mengolah sampah secara makro dan mikro.
“Unibos sebelumnya telah melakukan implementasi, yaitu membentuk lembaga Sekolah Sampah, Makassar Memilah Sampah yang juga turut didukung oleh Bosowa Peduli tentunya dengan gagasan dari Ketua Yayasan Aksa Mahmud yang akan mengedukasi warga masyarakat untuk mengurangi produksi sampah dan bagaimana cara mengelola sampah yang dihasilkan,” ungkapnya.
Selain itu, Dr Indriyani Rachman Selaku (Environmental Engineering Kitakyushu University Jepang) memaparkan beberapa pembahasan dan berpesan, agar sebaiknya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, menyinkronkan kurikulum pendidikan dengan pendidikan lingkungan.
“Di sekoalah-sekolah sebaiknya mengajarkan anak-anak bahaya sampah dan bagaiamana mengolala sampah mulai sedari kecil agar terbentuknya budaya mengelola sampah yang baik di tengah masyarakat,” paparnya.
Untuk lingkungan Bosowa Foundation sendiri telah lebih dulu menerapkan pengelolaan sampah dengan berbagai cara.
Hal ini diungkapkan CEO Bosowa Foundation Melinda Aksa yang juga sekaligus dewan pembina Bosowa Peduli.
“Jika di internal kita sendiri telah menerapkan beberapa teknik olah sampah. Termasuk yang organik dan non organik. Ada yang bisa dijadikan pupuk, ada yang bisa dijadikan bahan kreasi dan ada juga yang bisa dijadikan tabungan uang dengan dijualnya sampah ke mall sampah,” jelas Melinda Aksa.
“Selain itu, untuk mengatasi banjir, kita telah menerapkan sistem biopori rumahan yang diaplikasikan di unit-unit pendidikan dan rumah-rumah karyawan. Tentunya segala macam bentuk untuk menjadikan lingkungan terjaga juga kami lakukan. Termasuk penanaman pohon dan penghijauan dalam ruang. Tentunya ini kami lakukan untuk membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat. Salah satunya telah kami terapkan di Kecamatan Manggala Makassar,” pungkasnya.(*/FP)