Hampir 3 tahun berlalu pendidikan diindonesia masih dihantui dengan adanya wabah virus yang kita sebut COVID-19, yang telah menjadi perbincangan diseluruh dunia tak hanya di indonesia.
Pemerintah terus berupaya mewujudkan indonesia yang bebas tanpa adanya virus dengan beberapa kewajiban seperti mewajibkan mendapatkan vaksin sampai tahap III dikalangan anak-anak,remaja bahkan lansia.
Dunia pendidikan juga nyatanya yang paling menghadapi berbagai tantangan dengan kebijakan yang fleksibel, pelajar menghadapi adaptasi baru dengan peraturan peraturan baru.
Permasalahan yang timbul dari generasi corona atau generasi pelajar harus menghentikan aktivitas tatap muka yang biasa dilakukan, tak hanya itu pada tingkat ekonomi nyatanya banyak pelajar terpaksa putus sekolah karena orang tua mereka harus mengalami hilangnya pekerjaan akibat COVID-19 sehingga tidak mampuh membayar uang sekolah.
Permasalahan lainnya pelajar belajar dirumah namun tidak sedikit dari mereka tidak memiliki rumah yang aman dan mengalami kekerasan rumah tangga, pada kasus COVID-19 ini banyak orang tua mengeluh dan tidak bisa membimbing pelajar mememahami atau mendengarkan materi dengan baik sehingga muncul lah pelajar yang menganggap sepele mengenai tugas sekolah mereka, Sebagian dari permasalah lainnya pelajar mengalami kecanduan bermain game dan bermain handphone dengan menghiraukan status mereka sebagai pelajar.
Jadi, pelajar di indonesia telah menghilangkan identitas sebagai pelajar dikit demi sedikit tanpa kita sadari. Untuk meningkatnya kesadaran pelajar dan semangat juan kembali diharapkan kesadaran lebih mendalam kepada pelajar bahwa era yang mereka masuki adalah era dunia yang baru, pemerintah juga harus lebih memperhatikan kembali bahwa membentuk karakter pelajar yang lebih baik harus lebih efesien tak hanya itu orang tua harus menyadari dan bekerja sama untuk mengingatkan kepada mereka agar terus menfokuskan diri mereka meski belum terbiasa dengan peraturan peraturan yang baru.