Greenpeace Desak Pemerintah Ikut Serta Wujudkan Perjanjian Laut Internasional

Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Populasi penguin menghilang secara nyata. Perubahan iklim, polusi plastik dan industri penangkapan ikan, membunuh kehidupan lautan kita. Kini, jutaan orang mendesak pemerintah untuk melindunginya.

Para relawan Greenpeace Indonesia di tujuh kota, yakni Jakarta, Makassar, Bandung, Pekanbaru, Semarang, Yogyakarta, dan Padang melakukan aksi damai di depan kantor pemerintahan dan ikon kota.

Di Makassar, aksi damai digelar di anjungan Losari, ikon Kota Makassar, Minggu (9/2). Sejumlah elemen dan organisasi lingkungan, seperti Walhi Sulsel dan Greenpeace Indonesia ikut ambil bagian menyuarakan kampanye perlindungan laut.

- Iklan -

Mereka mendorong pemerintah secara aktif ikut serta dalam mewujudkan terbentuknya Perjanjian Laut Internasional (Global Ocean Treaty). Para perwakilan negara rencananya akan bertemu di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, untuk negosiasi putaran keempat menuju Perjanjian Laut Internasional pada akhir Maret. 

“Pemerintah Indonesia harus ambil bagian dalam mewujudkan perjanjian laut internasional 2020 sebagai bentuk keseriusan menyelamatkan serta melindungi laut Indonesia,” ujar Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia, Afdillah.

Baca Juga:  Kick-Off HPN 2025, Dirut TMII Kenalkan Wajah Baru TMII

Enam dari tujuh spesies penyu menghadapi kepunahan. Jutaan hiu terbunuh oleh industri penangkapan ikan setiap tahun. Seringkali ditemukan perut paus penuh sampah plastik. Aktivitas penangkapan ikan pun masih banyak yang mengabaikan praktik keberlanjutan.

- Iklan -

“Lautan kita menghadapi ancaman yang besar. Pemerintah harus segera membuat cagar alam yang aman bagi satwa liar untuk pulih dari ancaman yang mereka hadapi. Untuk itu, mereka harus terlebih dahulu menyepakati Perjanjian Laut Internasional di PBB tahun ini.”

Melalui aksi ini, diharapkan terciptanya jaringan suaka lautan, bebas dari aktivitas manusia yang berbahaya. Greenpeace menyerukan jaringan suaka laut yang mencakup setidaknya sepertiga lautan dunia pada tahun 2030 mendatang. Hal ini sebagaimana yang ditargetkan dan diharapkan oleh para ilmuwan di International Union for Conservation of Nature (IUCN).

“Kita berharap di tahun 2030 ada 30 persen dari wilayah laut dunia menjadi tempat perlindungan bagi populasi. Kita ingin pemerintah di seluruh dunia menyepakati perjanjian laut global,” ungkap Afdillah.

- Iklan -
Baca Juga:  Inilah 10 Tips Cepat Mendapatkan Pekerjaan Bagi Lulusan Baru

Aksi damai ini tidak hanya berlangsung di Indonesia. Relawan Greenpeace di seluruh dunia menempatkan pahatan es berbentuk penguin di luar gedung-gedung pemerintah sebagai seruan untuk mewujudkan perlindungan laut global.

Dari Seoul ke London, Buenos Aires ke Cape Town, patung es penguin yang mencair dipasang untuk mengirim pesan kepada pemerintah tentang dampak perubahan iklim terhadap satwa laut.

Kapal Greenpeace, Arctic Sunrise dan Esperanza saat ini berada di Antartika di tahapan terakhir dari sebuah ekspedisi yang sudah berlangsung hampir setahun, yang meneliti ancaman terhadap laut. Tim peneliti yang mengeksplorasi dampak perubahan iklim, polusi plastik, dan industri penangkapan ikan terhadap satwa liar Antartika juga melibatkan para pegiat dan aktor pemenang penghargaan, seperti Marion Cotillard, Ni Ni dan Gustaf Skarsgård untuk membantu menyuarakan pesan kampanye.

Editor: Sriyanto AH

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU