Guru BK Harusnya Paling Duluan Bertemu Anak di Sekolah

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Ketua TRC (Tim Reaksi Cepat) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Makmur Payabo mengatakan bahwa Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah yang seharusnya paling duluan bertemu anak di Sekolah bukannya guru atau tenaga pendidikan lainnya.

Hal tersebut ditegaskan saat menjadi narasumber kegiatan Penguatan Lembaga Layanan Anak yang memerlukan perlindungan khusus yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar di Hotel Horison, Selasa (29/07).

“Guru BK yang sebenarnya menyambut anak karena mereka yang lebih mengetahui psikologi anak. Kalau ada masalah dalam keluarganya jangan dulu masuk belajar karena tidak akan konsentrasi.

Masalahnya harus diselesaikan dulu,” ungkap Makmur Payabo dihadapan puluhan peserta yang terdiri dari Guru PAUD, Puskesmas, Pondok Pesantren dan Instansi terkait.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Cancer Prediksi Menarik untuk Hari Ini dan Besok

Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak DP3A Kota Makassar, Achi Soleman saat membuka acara mengatakan bahwa 1/3 penduduk di Kota Makassar adalah anak sehingga perlu berbagai upaya untuk menyelamatkan generasi penerus kita.

“Disebut anak jika usia sampai 18 tahun termasuk anak dalam kandungan dan juga yang sudah menikah. Ada 2 kebutuhan anak yakni pemenuhan hak-haknya dan perlindungannya,” Ungkap Achi.

Saat ini Kota Makassar sedang berupaya menuju Kota Layak Anak Utama dengan menggandeng berbagai mitra dan instansi terkait termasuk Dinas Perpustakaan Makassar.

Perwakilan dari Dinas Perpustakaan yang hadir mengikuti kegiatan ini yakni dari unsur Pustakawan, Tulus Wulan Juni dan Ernawati serta dari unsur pendongeng yakni Mamikiko dan Kak Isti Isthie Purnamasari.

Baca Juga:  JPKP Peringatkan Pemkot Palu untuk Tidak Terbitkan Izin Pembangunan Pasar Babi di Maesa

Kegiatan Dinas Perpustakaan Makassar yang melibatkan anak seperti Dongkel with Mobile Library (Dongeng Keliling bersama Perpustakaan Keliling) versi Luring dan Dongkelor (Dongeng Keliling Online dari Rumah) versi daring menjadi salah satu penilaian atau indikator khusus Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar yang ramah anak.

- Iklan -

“Untuk mendukung Makassar Kota Layak Anak dan ramah bagi disabilitas, Program tayangan Dongkelor pun nantinya akan dilengkapi penerjemah bahasa isyarat di setiap episodenya,” ungkap Tulus yang diamini oleh Kak Isti salah satu pendongeng yang menguasai bahasa isyarat yang duduk disebelahnya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU