Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Peristiwa pengepungan dan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya berbuntut panjang. Warga Papua pun merespon dengan sejumlah aksi memblokir jalan dan membakar Gedung DPRD Papua Barat. Tak hanya di Papua, peristiwa tersebut juga menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah pelajar dan mahasiswa Papua yang ada di kota lain, termasuk di Makassar.
Dalam kegiatan Police Goes to Campus yang digelar di Auditorium Prof Amiruddin Unhas, Rabu, 21 Agustus 2019, Ikatan Mahasiswa Papua yang berkuliah di Unhas turut hadir dan menyerukan semangat persaudaraan.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Polri bekerjasama dengan Unhas ini juga menjadi ajang pernyataan sikap mahasiswa Papua atas kekhawatiran perpecahaan yang beberapa waktu belakangan menjadi perbincangan hangat masyarakat. Sekitar 30 mahasiswa asal Papua tampil menyerukan aspirasinya.
“Kami keluarga besar Ikatan Mahasiswa Papua Universitas Hasanuddin menyampaikan bahwa kami tidak berhak dan tidak terpengaruh atas isu-isu yang kebanyakan yang ada di media sosial, yang berawal dari kejadian di Surabaya dan Jatim hingga di Papua. Kondisi kami baik-baik saja,” kata salah satu perwakilan mahasiswa Papua di depan seluruh peserta yang hadir.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof Dr drg A Arsunan Arsin MKes mengatakan turut prihatin dan bersimpati dengan peristiwa yang terjadi. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat ini juga mengimbau agar mahasiswa Unhas tidak terpengaruh dan menyebarkan berita-berita yang dapat merusak persatuan dan kesatuan.
“Saya mengimbau agar mahasiswa Unhas tidak terpancing dan terpengaruh terhadap berita-berita yang dapat merusak rajutan persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang bermartabat. Silakan tetap beraktivitas seperti biasa,” katanya.
Pernyataan sikap ini mendapat apresiasi dari peserta, termasuk dari jajaran pimpinan kepolisian yang hadir pada Police Goes to Campus di Universitas Hasanuddin. (FP/Rls)