MAKASSAR, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Siapa yang tak kenal Haerul, perakit pesawat ultralight asal Kelurahan Pallameang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, tersebut terkenal setelah video yang menampilkan dia menerbangkan pesawat di Pantai Ujung Tape menjadi viral. Hingga kini menjadi pembicara di Kampus Universitas Bosowa, Jum’at (7/2/2020).
Dalam paparannya, Haerul menceritakan pengalamannya saat merakit pesawat bermesin motor Kawasaki Ninja 150 cc berbekal pengetahuan dari YouTube dan modal sekitar Rp 30 juta, Haerul mengumpulkan barang-barang bekas untuk merakit pesawat terbang.
Dia menggunakan aluminium untuk membuat kerangka pesawat. Setidaknya 50 kg aluminium dia gunakan untuk membangun pesawat tersebut.
Haerul menuturkan, hal yang sulit dalam proses pembangunan pesawat adalah membuat kalkulasi yang tepat mengenai kekuatan tenaga pendorong, beban pesawat, ukuran sayap, serta pembuatan kemudi dan roda pesawat.
“Memang itu yang paling sulit, hitung-hitungannya,” kata dia.
Haerul mempelajari cara membuat macam-macam perhitungan berkenaan dengan pembangunan pesawat dari YouTube.
“Merakit kerangka pesawatnya pun dari Youtube, bahkan belajar jadi pilot pun dari Youtube semua,” katanya.
Dengan bantuan dari beberapa teman, Haerul membangun pesawatnya selama dua bulan lebih. Pesawat itu punya satu baling-baling kayu, tiga roda, sayap utama, sayap tegak, dan sayap ekor.
“Tes uji cobanya itu sampai lima kali untuk bisa terbang, uji terbang kelima kalinya itu di pinggir pantai, bahkan saya tidak tau berenang dan tidak mempunyai parasut, hanya bermodal keyakinan dan nekat,” ungkapnya.
Kendati tidak tamat SD, Haerul yang berprofesi sebagai montir terus berusaha mewujudkan impiannya untuk membuat dan menerbangkan pesawat.
“Orang tua saya usaha bengkel motor. waktu itu saya kelas 5 SD saya berhenti sekolah dan membantu orang tua saya menjalankan usaha bengkel, kebetulan saya senang dunia otomotif,” tuturnya.
Ia terinspirasi membuat pesawat yang menjadi cita-citanya sejak kecil, dan ingin membuat pesawat amphibi agar berguna bagi masyarakat untuk menyeberang antar pulau.
“Memang terinspirasi, dari kecil ingin ciptakan pesawat, untuk kedepannya cita-cita saya membuat pesawat amphibi,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Bosowa mengapresiasi keberanian dan keuletan Haerul mewujudkan cita-citanya untuk terbang dengan pesawat buatan sendiri.
“Kita tidak berbicara tentang teknologi, karena Indonesia juga sudah memiliki Dirgantara Indonesia sudah cukup maju. Tetapi yang kami lihat sekali lagi bahwa ini sesuatu yang menginspirasi semuanya, apa yang dihasilkan Haerul membuat saya bangga sebagai orang Pinrang ” katanya.
“Saya sangat berharap anak-anak muda Indonesia untuk tidak takut melakukan sesuatu, menjadi inovator-inovator yang hebat untuk menghadapi lingkungan yang sangat kompetitif seperti saat ini,” harapnya.
Guna mendukung pengembangan kreativitas Haerul, Prof Saleh Pallu ingin menjadikan Haerul sebagai inspirator kepada masyarakat agar berguna dalam pengabdian masyarakat dalam mengembangkan industri. (AHD)