Haji Mabrur, Apa Tanda Tandanya ?

Belum tentu semua ummat Islam yang menunaikan Ibadah Haji ke tanah suci Mekah dan Madinah, hajinya mabrur. Mabrur tidaknya, rahasia Allah.

Termasuk, yang bersangkutan pun tidak bisa memastikan, apakah hajinya mabrur. Namun ada tanda yang diturunkan Allah Subhanah Wataala. Sedikitnya, ada lima tandanya.

Sabda Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadith al-qudsi : Allah berfirman (yang artinya): ‘’Telah Aku siapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh berupa kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terdetik di hati manusia. (riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw kemudian bersabda :“Haji yg mabrur tidak lain pahalanya adalah syurga. (riwayat al-Bukhari dan Muslim). Di antara tanda-tanda haji mabrur yang telah disebutkan para ulama adalah :

– Pertama : Harta Yang Halal :

Harta yang diguna pakai untuk pergi haji adalah harta yang halal. Sebagaimana ditegaskan oleh sabda Rasulullah saw : “Sesungguhnya Allah adalah zat yg Maha baik, tidak menerima (suatu amalan) kecuali yg baik. (riwayat Muslim). Sabda Rasulullah saw bersabda : “Haji mabrur tidak ada balasannya yg lain kecuali syurga. (riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Justru, haji mabrur adalah ibadah yg ikhlas kerana iman dan taqwa yg dipersembahkan ke hadirat Allah bersih dari unsur duniawi.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 27 Desember 2024: Tempat Pertempuran Dimenangkan atau Kalah

– Kedua : Hati Yang Ikhlas : Amalan-² selama pelaksanaan ibadah haji dilakukan dengan ikhlas dan baik, sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Penuhi rukun-² dan kewajibannya yg mesti dijalankan, dan semua larangan yg perlu ditinggalkan.

Renungkan perkataan Syuraih al-Qadhi ; “Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tetapi alangkah sedikit yang ikhlas kerana Allah dalam perbuatan baik tersebut. (Lathaiful Ma’arif fima li Mawasimil ‘Am Minal Wazhaif 1/68).

- Iklan -

– Ketiga : Amalan Berganda : Hajinya dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti zikir, solat di Masjid al-Haram, membaca al-Qur’an dan membantu teman seperjalanan. Ibnu Rajab berkata (Lathaiful Ma’arif 1/67) : “Dan adalah haji mabrur itu terkumpulnya dua perkara di dalamnya, yaitu (1) amalan-² kebajikan, serta (2) menghindarkan diri dari perbuatan dosa.” Rasulullah saw pernah ditanya tentang maksud haji mabrur, maka baginda menjawab : “Memberi makan dan berkata-kata dengan baik.” (riwayat al-Baihaqi dan al-Hakim)

– Keempat : Menghindari Keji & Dosa : Tidak berbuat dosa dan maksiat serta kemungkaran selama dalam pelaksanaan Ibadah Haji. Dalam kondisi ihram : larangan tersebut menjadi lebih tegas dan jika dilanggar, maka haji mabrur yg diimpikan akan tercicir.

Di antara yg dilarang selama pelaksanaan ibadah haji adalah rafats, fusuq dan jidal. Nabi Muhammad saw bersabda :‘’Barang siapa yang haji dan ia tidak rafats dan tidak fusuq, ia akan kembali pada keadaannya saat dilahirkan ibunya.(riwayat Muslim dan Ahmad) . Menurut Imam al-Ghazali (Ihya Ulumiddin 1/261) :

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Kamis, 19 Desember 2024: Fokus Pemberitaan Kita

~Rafats adalah semua bentuk kekejian dan perkara yang tidak berguna.
~Fusuq adalah keluar dari ketaatan kepada Allah, apapun bentuknya.
~Jidal adalah berbalah dan ber-bantah²an secara berlebihan yg menimbulkan emosional amarah. Ketiga-tiga hal ini dilarang selama ihram.

– Kelima : Lebih Baik Dari Sebelumnya :Setelah kembali dari ibadah haji, amal ibadahnya serta akhlaknya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Al-Hasan al-Basri mengatakan. “Haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.”

Beliau juga mengatakan, “Tandanya adalah meninggalkan perbuatan-² buruk yang dilakukan sebelum haji. (Lathaiful Ma’arif 1/67). Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Umar :“Ya Allah kurniakanlah kepada mereka haji yg mabrur, usaha yg disyukuri dan dosa yg diampuni.”. (P/wa/ana)

Ketgam : Salah satu aktivitas dalam menunaikan ibadah Haji, melakukan Sa’I , sebanyak tujuh kali mengelilingi Safa’ dan Marwah, setelah melakukan tawaf keliling Ka’bah, juga sebanyak tujuh kali, setiap sholat di Masjidilharam

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU