FAJARPENDIDIKAN.co.id – Sederet alat musik, alat pemutar musik, piringan hitam, kaset, CD, foto, dan benda-benda lainnya yang berkaitan dengan dunia musik Indonesia ditampilkan dalam pameran Merdeka Bermusik. Pameran yang berlangsung di House of Sampoerna ini digelar untuk memperluas wawasan seputar sejarah musik Indonesia. Khususnya bagi kalangan milenial masa kini.
Beberapa ruangan diisi benda-benda mengenai informasi dan koleksi yang mewakili berbagai zaman. Manager House of Sampoerna Rani Anggraini mengatakan, ada sekitar 250 koleksi yang mencantumkan QR Code di setiap koleksi untuk mengakomodir milenial. “Karena sekarang tamu-tamu yang datang sudah memiliki gadget masing-masing. Apalagi anak-anak zaman sekarang, mereka tinggal scan barcode yang tertera untuk bisa mendengarkan lagu-lagunya,” terangnya yang dikutip RadarSurabaya
Menggandeng Museum Musik Indonesia, Museum WR. Soepratman, Museum Teknoform, Jawa Pos, Komunitas Begandring Soerabaia, Komunitas Kaset Lama dan Kolektor, House of Sampoerna menunjukkan perjuangan musisi dalam bermusik di era 1945-1998.
“Tema kami memang bercerita tentang perjuangan tokoh musik Indonesia dari tahun 1945 sampai 1998. Pembatasan waktu ini agar lebih fokus mengulas tokoh-tokoh yang memperjuangkan musik Indonesia pada saat itu,” urainya.
Seperti yang ada di ruangan pertama, terdapat beberapa koleksi yang menampilkan tokoh-tokoh pejuang musik pada tahun 1945. Salah satunya WR. Soepratman.
Menurut Rani, seperti yang tercatat dalam sejarah, di mana muncul para seniman yang ikut mengawal jalannya perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia melalui lagu-lagunya bernuansa heroik dan patriotik. “Selain itu, selama ini banyak musisi yang melalui lagu-lagunya mengangkat fakta atau kondisi yang terjadi di masyarakat. Sehingga menggambarkan kondisi masyarakat saat itu,” ujarnya.
Misalnya musisi Franky Sahilatua yang mengajak untuk melestarikan lingkungan melalui lagu-lagunya. Ada juga musisi Iwan Fals yang melakukan kritik sosial dan Benjamin Sueb, musisi Betawi yang mengajak untuk mencintai budaya.
Rani berharap, penyelenggaraan pameran ini dapat mendorong musisi muda untuk terus berkarya. Dengan adanya Peringatan Hari Musik Nasional, diharapkan mampu memberikan semangat bagi masyarakat untuk turut serta berjuang menjadikan musik sebagai penggerak kebudayaan Indonesia.
“Menjalankan fungsi museum, acara ini merupakan bentuk partisipasi kami dalam mengkomunikasikan sejarah bangsa, selain turut mendorong museum sebagai salah satu destinasi wisata kota,” pungkasnya. (WLD)