Keguguran atau disebut juga dengan spontaneous abortion adalah keadaan ketika berhentinya kehamilan sebelum embrio atau janin cukup berkembang untuk bertahan hidup.
Sebagai informasi, kehamilan terdiri dari dua jenis yaitu kehamilan kimiawi dan kehamilan klinis. Kehamilan kimiawi baru terdeteksi hormon, tetapi belum ada kantong hamil dan tanda yang pasti. Ini belum keguguran.
Sementara kehamilan klinis yang ditandai telat haid, test pack positif, dan ditemukan kantong hamil dalam rahim saat USG. Nah, keguguran terjadi pada kehamilan klinis dengan ciri perdarahan dan kantong hamil yang menjadi tidak ada.
Biasanya, keguguran terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan, sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Jumlah keguguran yang sangat kecil disebut lahir mati, dan terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
keguguran bisa terjadi sebelum seorang wanita tahu bahwa dia hamil. Lalu, seperti apa tanda-tanda keguguran dan penyebabnya?
Penyebab keguguran
Sebagian besar orang beranggapan bahwa keguguran disebabkan oleh aktivitas tertentu seperti olahraga ringan, berhubungan intim, bekerja (kecuali jika terpapar zat kimia atau radiasi), dan makanan pedas. Padahal, itu hanyalah mitos.
Sementara, sejumlah hal yang menyebabkan terjadinya keguguran, yaitu:
Kelainan kromosom
Penyebab keguguran yang paling sering terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan karena kelainan kromosom.
Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom. Masalah kromosom ini sebagian besar diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh.
Kondisi kesehatan ibu
Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu dapat menyebabkan keguguran. Adapun sejumlah kondisi yang meningkatkan risiko keguguran adalah:
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Infeksi, seperti HIV, rubella, toxoplasmosis, sifilis, gonore, dan malaria.
- Gangguan hormonal, misalnya PCOS dan tiroid
- Kelainan atau gangguan pada rahim atau leher rahim
- Penyakit autoimun
Faktor risiko
Selain itu, sejumlah faktor ini juga meningkatkan risiko keguguran, antara lain:
- Usia ibu saat hamil. Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki risiko keguguran lebih tinggi. Semakin tinggi usia kehamilan, maka semakin besar risiko keguguran.
- Wanita yang mengalami dua kali atau lebih keguguran berturut-turut memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
- Wanita yang memiliki kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkontrol, memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
- Masalah rahim atau serviks. Kondisi rahim tertentu atau jaringan serviks yang lemah (leher rahim tidak kompeten) dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Kebiasaan merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang selama kehamilan meningkatkan risiko keguguran.
- Kekurangan atau kelebihan berat badan.