Hardiknas 2021, Jokowi : Pendidikan Harus Memerdekakan Manusia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa pendidikan itu harus memerdekakan manusia. Hal ini sesuai dengan semangat dan ajaran dari Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.

“Semangat Ki Hajar Dewantara ini harus kita ingat semuanya. Bagi Ki Hajar Dewantara pendidikan harus memerdekakan kehidupan manusia. Kemerdekaan-lah yang menjadi tujuan,” ujar Presiden Jokowi, Minggu (2/5/2021).

Menurut Jokowi, berbekal pendidikan semua orang di Indonesia merdeka untuk menjadi apa saja. Namun dia mengingatkan, “Tapi selain itu harus juga menghormati kemerdekaan orang lain.”

Jokowi pun meminta pada Mendikbud Ristek Nadiem Makarim agar membangun sistem pendidikan Indonesia yang bisa memerdekakan manusia sekaligus membangun jiwa raga bangsa.

Baca Juga:  Gerakan "Sahabat Nasional", Bantu Siswa Tak Mampu dan Berdayakan Lansia

Dalam siniar tersebut, Jokowi juga bertanya pada Nadiem terkait filosofi Ki Hajar Dewantara. “Coba saya ingin juga bertanya pada Mas Menteri. Apa filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal di dunia pendidikan?,” ujar Jokowi.

Nadiem menjawab filosofi Merdeka Belajar yang baru saja dijelaskan presiden. Selain itu Nadiem menyebutkan filosofi berbahasa Jawa yang berbunyi “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.

“Artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan,” ujar Nadiem.

Esensi dari filosofi tersebut menurut Nadiem, jiwa kepemimpinan dari pendidik itu luar biasa pentingnya. “Dan juga konsep gotong royong yang kita arahkan dalam profil pelajar Pancasila itu sebenarnya merdeka belajar,” katanya.

Baca Juga:  Mendikdasmen Perkenalkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Nadiem menggunakan analogi program Sekolah Penggerak untuk menjelaskan esensi filosofi Ki Hajar Dewantara tersebut. Sekolah-sekolah yang sudah maju yang dinamakan Sekolah Penggerak itulah yang memimpin dan menjadi teladan.

- Iklan -

Sekolah di tengah membimbing kelasnya melakukan transformasi di dalam. Sementara sekolah yang masih di belakang diberikan dorongan sekaligus harus meminta ke pemerintah untuk membantu peningkatan.

“Itulah filsafat gotong royong dengan memperkuat ekosistem. Kemerdekaan berpikir, berkarya, bertanya itu impian kami di kelas-kelas. Sehingga anak-anak ini bisa merdeka dalam menjadi apapun yang sesuai dengan minat dan bakat mereka,” ujar Nadiem. 

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU