FAJARPENDIDIKAN.co.id – Hari Olahraga Nasional (Haornas) dimanfaatkan oleh SD Negeri Borong, Kecamatan Manggala, Makassar, untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya olah raga dan kesehatan bagi murid-murid mulai kelas I sampai kelas VI.
Pada Haornas yang jatuh pada tanggal 9 September 2020 itu, seluruh murid SD Negeri Borong melakukan Senam Cegah Covid-19 (SCC) secara serentak di rumah masing-masing lalu memposting video atau fotonya di akun media sosial orang tuanya.
Setiap postingan disertai tagar yang sama, yakni #SDNBorongMakassar, #HariOlahRagaNasional2020, dan #OlahRagadiRumahSaja
Tak hanya murid, guru-guru juga melakukan SCC di halaman sekolah, yang dipimpin langsung Kepala SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd. SCC ini mirip dengan gerakan yang diajarkan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang membiasakan anak mencuci tangan secara benar.
Presiden Soeharto menetapan 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional karena pada tanggal itu diselenggarakan Pekan Olah Raga Nasional (PON), di stadion Sriwedari, Solo, tepatnya pada 9 September 1948. PON pertama tersebut dibuka oleh Sukarno. Tema Haornas tahun ini adalah “Science, Sport Tourism dan Sport Industry”.
Evawaty Bahtiar, S.Pd, guru Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (PJOK) SDN Borong, mengatakan bahwa SCC dilakukan dalam kegiatan ini karena untuk menyesuaikan dengan keadaan sekarang ini yang masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Sehingga peserta didik selalu tetap mengingat protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker pada setiap aktivitas, tidak lupa mencuci tangan, dan menjaga jarak saat berada di antara orang-orang.
“Banyak anak terlihat lincah di video karena gerakan Senam Cegah Covid-19 ini mudah dilakukan, seperti gerakan TikTok,” kata Eva.
Salah satu vidio yang memperlihatkan murid-murid senam berasal dari Fatimah Azzahra, murid kelas IB. Selain video, Zahra juga mengirim foto yang memperlihatkan tangannya mengarah ke depan dengan lima jari membuka, seperti sedang membuat gerakan, setop!
Dari video dan foto-foto yang dikirim, terlihat bahwa anak-anak tak hanya senam di halaman rumah tapi juga di teras, di ruang tamu, bahkan dapur.
M. Amin Syam, juga guru PJOK di SDN Borong mengatakan ada tantangan yang dirasakan sebagai guru olah raga selama masa pansemi. Antara lain, tantangan pembelajarannya berupa kuota internet guru dan siswa yang terbatas wali atau orang tua yang bekerja, akibatnya pendampingan anak-anak di rumah tidak maksimal karena orang tua punya kesibukan masing-masing.
“Jadi, tugas yang diberikan kepada anak kadang dikumpulnya pada malam hari. Bahkan ada yang di hari berikutnya. Akibatnya kami memeriksa atau menilai tugas anak jadi menumpuk,” cerita Amin.
Kendala lain, adalah masih ada beberapa anak yang tidak memiliki telepon genggam android. Sehingga tugas diberikan secara manual.
Amin kemudian memberi nasihat untuk murid-muridnya agar tetap memperhatikan kesehatan mereka dalam situasi pandemi Covid-19 ini. Caranya dengan rajin berolah raga maksimal tiga kali dalam seminggu di pekarangan rumah.
Adapun olah raga yang bisa dilakukan di rumah, seperti skipping , push up , sit up dan lain-lain. Anak-anak juga diminta tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah.