Kedua, kemajuan teknologi. Salah satu sisi kemajuan teknologi saat ini sangat membantu dalam pengembangan diri dan ekonomi perempuan masa kini. Tetapi di salah satu sisi, sangat berbahaya bagi perempuan.
“Banyak perempuan menjadi korban penipuan bahkan pelecehan seksual akibat berkembang pesatnya teknologi. Beberapa kali kita mendengar perempuan dibawa lari atau bahkan dibunuh oleh orang yang dikenalnya melalui media sosial,” lanjut Ratih.
Perjuangan Perempuan
Menjadi perempuan bukan berarti harus tetap terkurung dalam rumah. Perempuan juga boleh mengejar karir. Termasuk Ratih, salah satunya.
Ratih bercerita, menjadi seorang guru bukan pekerjaan mudah karena yang dihadapi adalah manusia, dengan sifatnya yang berubah-ubah dan beraneka ragam. Tapi di sana ada kenikmatan. Pagi-pagi melihat wajah ceria anak-anak dengan membawakan harapan masa depan yang cerah.
“Di sela-sela kesibukan menjadi guru, saya terjun pada bidang usaha. Tidak selamanya saya akan berada di tempat kerja saat ini. Bisa jadi saya tak lagi menekuninya karena kondisi kesehatan atau karena kondisi lain, sehingga saya harus punya kemampuan atau keterampilan lain untuk menopang kehidupan,” tambah Ratih.
Tantangan terbesar seorang perempuan ada pada dirinya sendiri. Merasa insecure dan membatasi diri. Orang yang berhenti melampaui keterbatasannya, dia sedang berhenti menjadi lebih baik.
“Lampaui keterbatasan kita (push the limit). Bangun kebiasaan yang baik. Jadilah perempuan yang belajar dan membelajarkan, jadilah perempuan yang bergerak dan menggerakkan.”
Satu-satunya yang pasti terjadi adalah perubahan. Teruslah berubah lebih baik melalui proses belajar dan pengalaman. Perempuan sudah diciptakan dengan keindahannya, jaga keindahan itu dengan akhlak yang mulia.
“Kita sebagai perempuan memiliki kekuatan lebih dari cantik. Cantik yang tidak perlu dipaparkan melalui pakaian-pakaian seksi, cantik yang tidak perlu diumbar dengan rambut melambai dan tinggi yang semampai. Kita tak perlu mengikuti konsep cantik yang merajalela di tv atau media sosial.”
“Syukuri atas pembinaan sang pencipta, hargai diri sendiri. Jadilah versi terbaik menurut diri kita sendiri. Semoga perempuan-perempuan masa kini menjadi perempuan yang tangguh dan mandiri serta menjadi pilar peradaban suatu bangsa. Perempuan yang lebih mengenal agama dan penciptanya, sehingga dari rahim-rahimnya akan lahir generasi gemilang,” harapnya.
Perempuan jangan pernah berhenti belajar karena perempuan adalah pendidik sejati. Jika bukan berprofesi sebagai seorang guru, perempuan adalah guru untuk anak-anak di rumah. (Nurwahida Jumrah)