Kongres itu digelar setelah Kongres Pemuda I yang dilangsungkan dua tahun sebelumnya tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan. Dalam kongres kedua, kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan organisasi pemuda dari berbagai latar belakang, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, hingga Pemuda Kaum Betawi.
2. Tiga Kali Rapat di 3 Gedung Berbeda
Sumpah Pemuda yang ada sekarang ini dihasilkan dari 3 kali rapat di 3 gedung berbeda. Rapat pertama digelar pada 27 Oktober di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) atau Gedung Pemuda Katolik. Rapat kedua dilaksanakan pada 28 Oktober di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Rapat ketiga membahas pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Rapat digelar di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat.
-
Lagu “Indonesia Raya” Dinyanyikan di Depan Belanda
Sumpah Pemuda menjadi momen memperdengarkan lagu “Indonesia Raya” yang menjadi lagu kebangsaan untuk pertama kali. Dilansir dari Kompas, kegiatan itu diawasi oleh aparat keamanan Hindia Belanda, terutama mereka yang berdinas di Dinas Intelijen Politik (PID).
-
Kata Merdeka Dihapus, Dimainkan Secara Instrumental
Soegondo Djojopoespito yang saat itu menjadi Ketua Kongres Pemuda II disodori teks dan partitur dari WR Supratman. Soegondo terkejut ketika membaca lirik lagu pada bagian refrain lagu “Indonesia Raya” yang memuat kata “merdeka, merdeka”.
Soegondo khawatir jika lagu itu dilantunkan dengan lirik tersebut, maka dikhawatirkan para peserta akan ditahan. Alhasil, Soegondo meminta WR Supratman membawakan lagu “Indonesia Raya” secara instrumental dengan biola.
Saat lagu dimainkan WR Supratman, salah seorang peserta rapat, Theodora Athia Salim atau Dolly Salim (anak perempuan Haji Agus Salim), yang sudah hapal lirik lagu “Indonesia Raya” langsung melantunkannya. Dengan cermat dia mengganti lirik “merdeka, merdeka” dengan “mulia, mulia” guna menghindari kegiatan itu dibubarkan aparat keamanan Belanda.
-
Pembuat Rumusan Sumpah Pemuda Hanya Satu Orang
Mohammad Yamin berharap Kongres Pemuda II menghasilkan sebuah kesepakatan yang berdampak luas, maka dari itu dia menulis gagasan tentang “Sumpah Pemuda”. Dikutip Kompas, dia menuangkan pemikirannya ke dalam sebuah kertas. Kertas berisi catatannya itu kemudian dia sodorkan kepada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat Ketua Kongres.
“Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan),” kata Yamin kepada Soegondo, dikutip dari buku Mengenang Mahaputra Prof Mr H Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RI (2003).
Rumusan itu kini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda, yang berbunyi: Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Susunan Panitia Kongres Pemuda II
Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, seperti yang dituliskan Ahmad Syafii Maarif melalui buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (2009) adalah sebagai berikut:
- Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
- Wakil Ketua: RM Joko Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
- Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
- Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II: R Katjasoengkana (Pemuda Indonesia)
- Pembantu III: RCI Sendoek (Jong Celebes)
- Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
- Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemuda Kaum Betawi)