FAJARPENDIDIKAN.co.id – Kalau kau mau melihat kebesaran sebuah perpustakaan lihat gawe pustakawannya. Kalau pustakawannya wais, inovatif, cerdas, berpenampilan bagus, selalu berinisiatif mencari tahu sesuatu yang baru, saya yakin dan percaya kelembagaan perpustakaan ini akan maju.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Moh. Hasan Sijaya pada acara Sosialisasi Jabatan Fungsional Pustakawan di Hotel Aryaduta Makassar, Senin (19/10/2020) yang dilaksanakan atas kerjasama Perpustakaan Nasional RI dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel.
Kegiatan yang diikuti 50 orang peserta didominasi pustakawan yang baru terangkat melalui jalur impassing dari provinsi dan berbagai daerah kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan ini, menghadirkan narasumber Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional RI, Adriati bersama Hendra dan Anita juga pustakawan dari Perpusnas RI dipandu moderator Koordinator Pustakawan Sulsel Syamsul Arif.
Menurut Hasan Sijaya, ini konsep dasar kita untuk membimbing dan mendorong pustakawan kita di Provinsi Sulawesi Selatan dalam melakukan peningkatan gerakan literasi di masyarakat. Jadi selain kita membangun dan membenahi fisiknya, kita barengi juga dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusianya.
Ditegaskan, sekarang ini jabatan pustakawan sudah seperti gadis cantik yang “diodo-odo’ atau dikejar-kejar orang.
“Saya dapat informasi tiga empat tahun yang lalu kalau ada 21 kuota yang di siapkan untuk jabatan pustakawan paling yang terisi dua atau tiga orang saja. Tapi sekarang kalau kuotanya 30 orang yang daftar sampai 60 orang lebih, bahkan kuota untuk pustakawan kita sudah mulai kewalahan, apalagi dengan restrukturisasi organisasi seluruh jabatan struktural eselon III dan IV sudah habis nantinya di tahun 2021,” jelas Hasan Sijaya.
“Oleh karenanya, para pustakawan yang sudah ada dijaga, dijaga kredibilitas kita, dijaga eksistensi kita, Karena jangan sampai dievaluasi anda dianggap tidak mampu ya, wabillahi taufiq wal hidayah, jabatan itu akan diisi orang lain.” imbuhnya.
Hasan Sijaya juga menegaskan, ketika kita menjabat sebagai pejabat fungsional pustakawan, tidak harus duduk diam saja, tetapi harus mempelajari tugas pokok dan fungsinya seperti apa, apa sih kerja kita ini, apa sih gawe kita ini.
“Kerja pustakawan itu banyak dan 70 persen orientasi lapang, 30 teori. Jadi pejabat fungsional itu, hari ini bangun pagi sudah berpikir apa yang harus saya kerjakan, apa yang saya harus dilakukan untuk mendapatkan kredit berkait dengan kenaikan pangkat saya,” tandasnya, sembari menambahkan “Kalau ini terus yang anda mainkan, yakin dan percaya manfaat anda sebagai pustakawan akan terasa di tengah masyarakat.”
Apalagi saat ini, kerja pustakawan tidak lagi hanya terbatas pada ruang rak buku saja, karena perpustakaan sudah bertransformasi berbasis inklusi sosial, semua tempat bisa dijadikan ruang kerja, termasuk dengan melakukan pembinaan di desa-desa di pelosok-pelosok, di sekolah dan sebagainya.
Kalau kedinasan kita mau number one di mata masyarakat, pustakawan kita harus lebih giat dari apa yang dikerjakan sebelumnya. Pustakawan harus inovatif, pustakawan kreatif, pustakawan harus ramah, pustakawan harus terus mengisi keilmuannya, mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
“Kalau itu yang kau lakukan, saya yakin dan percaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan akan nomor satu si Sulawesi Selatan dibanding OPD Lainnya,” kunci Hasan Sijaya. * (naz)