Hasan Sijaya: Performance Penulis Lokal Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja Harus Dikenal di Seluruh Pelososk Indonesia

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Performance penulis lokal khusunya penulis anak Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja harus dikenal di seluruh pelososk Indonesia, dan salah satu upaya yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel untuk mengangkat harkat, martabat dan derajat para penulis lokal Sulawesi Selatan ini adalah dengan melaksanakan kegiatan bedah buku.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Moh. Hasan Sijaya pada acara Pembukaan Bedah Buku dengan judul “Buku Denyut Nadiku” kaya Muhammad Amir Jaya yang dilaksanakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel di Hotel Continent Makassar, Selasa (6/10/2020).

“Seandainya acara bedah buku ini bisa dialakuan setiap hari, saya lakukan setiap hari. Motivasi saya hanya satu, siapa lagi yang mau mendorong, mengapresiasi para penulis lokal kalau bukan dari kita, “ kata Hasan Sijaya.

“Kenapa saya harus menyemangati persoalan ini,” lanjut Hasan Sijaya, “Karena kita terlahir dari nenek moyang kita dari orang-orang yang cerdas Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja terlahir dari turunan yang orang cerdas. Salah satu indikatornya nenek moyang kita mampu membuat tulisan aksara lontaraq yang jarang dibuat oleh manusia yang ada di negara lain, Sulsel bagian dari regenerasi yang mampu membuat suatu peradaban dalam bentuk tulisan lontaraq.”

“Membuat suatu tulisan dalam rangkuman puisi tidak semudah membalik telapak tangan,” tegas Hasan Sijaya, oleh karena itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel memberi apresiasi kepada Amir Jaya yang telah menulis buku yang merupakan kumpulan-kumpulan puisi yang diberi judul Buku Denyut Nadiku dengan membedah buku tersebut.

Di sisi lain sambutannya, Hasan Sijaya menegaskan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel tidak bisa berjalan sendiri dia harus menggandeng teman-temannya, harus menggadeng seniman, budayawan, penggiat literasi dan stakeholder lainnya untuk mencerdaskan anak bangsa melalui gerakan literasi yang ada.

“Dengan gerakan-gerakan seperti itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel sekarang sudah membangun 242 titik perpustakaan lorong dan perpustakaan desa di tahun 2020 ini. Dan satu titik itu biayanya tidak sedikit, ini sebagai upaya mendorong minat baca masyarakat dari desa dan pelosok,” tandasnya.

Ditegaskan, Ini juga merupakan upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel dalam menjabarkan apa yang menjadi keinginan Bapak Gubernur Sulawesi Selatan mencerdaskan anak bangsa dari desa dan pelosok dengan gerakan membangun titik baca 2.600 perpustakaan desa dan perpustakaan lorong sampai akhir masa jabatannya.

“Mimpi saya tidak pernah putus melakukan pengembangan Gerakan Literasi yang ada. Dengan terbangunnya fisik harus dibanrengi dengan melakukan pembinaan-pembinaan kepada para pengelola perpustakaan yang ada,” harapnya sembari menambahkan, “Ada satu keinginan saya mencoba memberikan kesejahteraan lebih kepada pengelola perpustakaan yang ada setidaknya ada insentif yang bisa diberikan pebulan kepada para pengelola perpustakaan.”

- Iklan -

Kegiatan Bedah Buku yang menghadirkan nara sumber Muhammad Amir Jaya, S.Pd, dengan pembahas Dr. Suriadi Yasil, M.Si dan Drs. Mahrus Andi, MSi dengan moderator Ishakim ini, menurut pelaksana kegiatan yang juga adalah Kepala Seksi Deposit Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel Drs. Muh. Syahrir Razak, M.AP diikuti 120 orang peserta dari berbagai komponen masyarakat.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU