Mari kita perbanyak rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan berbagai kenikmatan seperti kesehatan, ketenangan, dan ketentraman dalam menjalani kehidupan ini.
Kesehatan adalah nikmat yang sangat besar, terutama ketika digunakan untuk beribadah kepada Allah dan dimanfaatkan untuk hal-hal positif bagi sesama. Dengan itu, hidup kita akan terasa lebih bermakna.
Semoga salawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, para tabiin, dan tabi’ tabi’in. Semoga kita semua mendapat syafaat beliau di hari kiamat nanti. Aamiin yaa rabbal aalamiin.
Marilah kita terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Takwa berarti melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Takwa juga merupakan bekal terbaik untuk menghadapi kehidupan di akhirat nanti.
Salah satu harapan kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini adalah ketenangan jiwa, terlebih hati, yang merupakan komponen paling penting dalam diri manusia.
Hidup seringkali penuh misteri. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, atau di masa depan. Begitu pula dengan ujian yang akan datang kepada kita. Oleh karena itu, kita diajarkan untuk menjaga hati tetap lapang dan tenang dalam menghadapi kehidupan ini. Memang tidak selalu mudah, tetapi melatih diri untuk tetap tenang adalah langkah yang bijaksana.
Ada beberapa cara untuk menenangkan hati kita dalam menjalani kehidupan dunia ini. Tujuannya adalah agar ridho Allah senantiasa menyertai kita, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.
Salah satu cara untuk menumbuhkan ketenangan adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Dzikir adalah cara kita mengingat kekuasaan Allah, yang senantiasa mengatur segala hal sesuai dengan kehendak-Nya.
Dengan dzikir, hidup kita akan lebih terkontrol, tetap berada di jalur yang sesuai dengan syariat. Jika muncul keinginan untuk berbuat maksiat, dzikir dapat mengalahkan keinginan tersebut.
Ingatlah, maksiat memiliki konsekuensi yang besar berupa balasan dari Allah SWT. Dzikir, baik melalui lisan, hati, atau keduanya, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Dzikir bisa dilakukan secara jahar (keras) atau sirr (pelan). Hendaknya kita tetap berdzikir dalam setiap situasi.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Selanjutnya, hati yang tenang juga diperoleh melalui ketaatan kepada Allah SWT. Hamba yang taat akan dicintai oleh Allah.
Allah Akan Memberikan Ketentraman
Sebagai bentuk cinta-Nya kepada hamba-Nya yang taat, Allah akan memberikan ketenangan dalam hati mereka. Masalah yang mereka hadapi akan cepat terurai, dan rezeki akan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran, “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga” (QS. Ath-Talaq: 2-3).
Hal lain yang dapat memberikan ketenangan dalam hati adalah usaha untuk selalu memperdalam ilmu Allah. Kita sering merasa lebih tenang dan lapang setelah mendapatkan pencerahan dari para ulama atau kiai yang memiliki pengetahuan luas, yang mampu menjawab masalah-masalah yang kita hadapi.
Pada saat yang sama, kita menyadari bahwa ilmu sangat penting untuk membuka tabir kegelapan dan mencerahkan hati yang tertutupi oleh kebodohan. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan sisa usia kita untuk terus mendalami ilmu-ilmu Allah. Ilmu adalah cahaya yang selalu menerangi hati kita dan menuntun kita ke jalan keselamatan.
Cara lain yang dapat menenangkan hati adalah dengan selalu memberi pertolongan kepada sesama. Dalam sebuah hadits disebutkan, orang yang selalu menolong orang lain yang kesulitan, maka Allah akan menolongnya. Siapa yang menghilangkan kesulitan orang lain, Allah akan menghilangkan kesulitan bagi dirinya di hari kiamat.
Pada umumnya, seseorang merasa senang hatinya saat dapat membantu orang lain yang sedang kesulitan. Apalagi ada janji dari Allah bahwa Dia akan memberikan pertolongan kepada orang yang suka menolong.
Terakhir, cara untuk menjaga ketenangan hati adalah dengan bertaubat dan berserah diri kepada Allah. Setiap manusia pasti memiliki dosa dan kesalahan, dan cara untuk menghilangkannya adalah dengan taubat yang tulus, yaitu taubatan nasuha.
Taubat harus dilakukan segera, dan di samping itu, kita perlu berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Apapun yang datang dari-Nya, kita terima dengan keikhlasan. Berprasangka baiklah kepada Allah, karena di balik setiap peristiwa, baik yang kita sukai maupun tidak, ada rahasia besar dan kebaikan yang ingin Allah berikan kepada kita.
Allah berfirman dalam Al-Quran, “Siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (QS. Ath-Talaq: 2-3).
Semoga kita semua senantiasa diberikan ketenangan hati dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan ini. Amin. (*)