Hilal Tak Terlihat, Bulan Rajab Jatuh Pada 3 Februari 2022 M / 1443 H

PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) mengikhbarkan awal Rajab 1443 H jatuh pada Kamis, 3 Februari 2022 M. Keputusan ini didasarkan pada laporan tim rukyat yang tidak melihat hilal di seluruh Indonesia pada Selasa 29 Jumadal Akhirah 1443 H /1 Februari 2022 M.

“Dari 22 titik lokasi rukyatul hilal bil fi’li yang tersebar di delapan provinsi, tidak satu pun yang berhasil melihat hilal. Rata-rata terhalang mendung dan hujan. Dengan demikian, maka umur bulan Jumadal Akhirah digenapkan (istikmal) 30 hari,” kata Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Keagamaan dan Hubungan Lembaga KH Zulfa Mustofa, Selasa (1/2/2022) malam.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 15 November 2024: “Itu Bukan Urusanmu”

Keputusan itu, menurut Kiai Zulfa, sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan pendapat imam mazhab yang empat (al-madzâhib al-arba’ah). Karena, ketika hilal terhalang mendung, maka usia bulan digenapkan 30 hari.  PBNU mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk mengisi bulan Rajab dengan berbagai amal kebaikan.

Sebab, bulan ini adalah salah satu bulan istimewa karena di dalamnya turun perintah shalat lima waktu yang diterima langsung oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Bagi kaum Nahdliyin, Rajab juga menjadi istimewa karena Nahdlatul Ulama dilahirkan pada bulan ini, tepatnya pada 16 Rajab 1344.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Rabu, 6 November 2024: Teologi Keakraban (dengan Tuhan)

Keistimewaan itu semakin bertambah karena dalam kalender hijriah, tahun ini Nahdlatul Ulama memasuki usia ke-99 tahun,” pungkas penulis kitab Tuhfatul Qashi wa al-Dani, sebuah kitab mengenai sosok Syekh Nawawi Banten itu.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU