***
Rosi selalu merasa Hans datang lewat hujan. Malam itu, di pantai yang sepi, Rosi tengadah sambil membiarkan tubuhnya diguyuri sisa-sisa hujan. Ia memandangi hujan malam yang mericik-ricik sedikit demi sedikit, juga membaui aroma petrichor yang mulai menguar seiring jumlah titik hujan yang semakin menyusut.
Petrichor bau yang sangat disukainya. Petrichor yang selalu datang selepas hujan mengguyur tanah.
Tiba-tiba wajah Hans muncul di atas wajahnya dan penuh-penuh menghalangi hujan mengenai tubuhnya. Hans mengembangkan senyum di atas geligi rapinya sebagai isyarat perkenalan yang hangat kepada Rosi.
Rosi yang belum pernah disapa lelaki dengan cara macam itu—cara yang menurutnya hanya bisa dilakukan oleh lelaki yang datang dari hujan— pun menyambut perkenalan itu.
Kelanjutan dari perkenalan itu sungguh dapat ditebak, kian hari mereka semakin dekat dan merasa sama-sama cocok satu sama lain.
Hingga berpacaran dan pada suatu hari yang bahagia mereka memutuskan menikah.
Rosi dan Hans mengisi hari pernikahan mereka dengan biasa-biasa saja. Tidak banyak yang mereka lakukan. Setiap pagi, Rosi menyiapkan makanan. Setelah sarapan bersama, Hans akan berangkat kerja. Setiap siang, mereka punya kehidupan masing-masing.
Hans sibuk di kantornya dan Rosi mengerjakan tugas sebagai ibu rumah tangga. Lalu di malam hari, mereka akan naik ke rooftop rumah mereka dan menunggu langit mendung.
Setiap kali langit berubah mendung mereka akan merayakannya dengan berdansa sebab pertanda hujan akan datang.
“Malam ini kita kembali akan menikmati hujan dan petrichor, Sayang,” lirih Rosi kepada Hans. Dansa mereka akan selalu ditutup dengan ciuman yang dalam penuh cinta. Ciuman di antara hujan dan aroma petrichor yang mengambang di udara.
“Kau datang dari hujan yang indah itu, Sayang.” Rosi berbaring di atas lengan Hans.
“Ya, terserah kau saja, Sayang. Bagiku kebahagiaanmulah yang paling penting.”
Di masa-masa seperti itulah mereka akan merasa pernikahan mereka yang biasa-biasa saja itu menjadi sangat sempurna. Kebahagiaan yang mudah, hanya dengan hujan dan aroma petrichor.
Sehingga pernikahan mereka yang biasa-biasa saja itu kelihatannya tidak akan pernah kehilangan kebahagiaan. Tentu tidak ada yang berpikir suatu hari hujan akan hilang dan berhenti menguarkan petrichor.
Ya, itu memang kejadian yang mustahil. Namun, pada suatu malam yang tak disadari siapa pun, dua orang anak jalanan mengerat dan mengambil awan-awan yang senantiasa yang mencurahkan hujan.
Kedua anak itu membawa awan ke rumah mereka yang jarang dibasahi air segar pelepas dahaga dan berniat menjadikan awan itu sebagai sumber mata air di rumahnya.
Tanpa awan di atas rooftop rumah mereka lagi, kebahagiaan pernikahan Hans dan Rosi mulai berkurang.
Semakin hari semakin hambar dan akhirnya benar-benar tidak ada lagi. Hujan hilang, petrichor hilang, Hans juga hilang, begitu pikir Rosi yang terlanjur merasa suaminya itu memang datang dari gabungan awan, hujan, dan petrichor.
***
Betapa kedua anak jalanan itu terlonjak girang ketika selesai mendengar dongeng tentang seorang raja yang mampu memetik awan.
Raja itu memetik awan dan membawa awan-awan itu ke kerajaannya yang sudah lama kemarau. Seketika hujan pun datang bersama awan-awan itu.
Kedua anak itu menjadi tahu, apa pun yang ada di langit bisa diambil dan dijadikan milik sendiri.
Maka, demi melihat rumah mereka punya air yang cukup sekadar pelepas dahaga seperti di rumah-rumah lainnya, kedua anak jalanan itu datang ke pantai pada malam hari.
Mereka masing-masing membawa pisau yang akan mereka gunakan untuk mengerat dan mengambil sesuatu dari langit.
Maka, itulah yang terjadi. Kedua anak jalanan itu mengerat awan dari langit dan membawanya pulang, tanpa pernah memikirkan dunia akan menjadi suram tanpa awan yang mencurahkan hujan.
Lebih-lebih tidak memikirkan bahwa akan ada sepasang suami istri yang akan berhenti saling mencintai akibat perbuatan mereka.
***
Kenangan alangkah rumit, begitulah yang dipikirkan lelaki gondrong itu setelah meninggalkan sebuah kantor jasa pengiriman dengan seorang pegawai perempuan yang terheran-heran mengetahui isi paketan yang hendak dikirimnya.