Paketan kirimannya itu berisi kenangan dan ia kembali mengingat bagaimana sulitnya ia mendapatkan kenangan itu. Ia harus mencegat dua orang anak jalanan yang sudah lama ia intai.
Dari tangan kedua anak jalanan itulah, ia merampas kenangan yang sudah lama ia cari-cari. Kenangan yang kiranya bisa membuat istrinya kembali mencintainya dan menyelamatkan pernikahan mereka.
Ya, kenangan memang alangkah rumit, tetapi ia harus bertahan. Termasuk bertahan pada kegilaannya akibat kenangan. Bagaimana tidak? Ia mengemas awan, hujan, dan petrichor dalam satu botol kemudian mengirimkannya kepada istrinya sebagai kenangan.
Namun, ternyata tak mudah menghadapi kedua anak jalanan itu. Agar memenangi pertarungan, lelaki gondrong itu harus mencelakai dengan cara melukai kedua anak jalanan itu. Hal yang kemudian membuatnya dikejar-kejar banyak orang dan sampai harus berurusan dengan polisi.
“Kenangan alangkah rumit, tapi, sungguh demi apa pun, aku akan bertahan,” sekali lagi ia mengulangnya sembari membayangkan wajah istrinya yang tentu saja kembali akan merona bahagia menerima kenangan yang baru saja dikirimnya. Dan esok malamnya ia kembali akan muncul sebagai lelaki yang datang dari hujan.
Bulukumba, Oktober 2021
Penulis: Suarni Bahar