Hukum Bacaan Mad

Hallo! Kali ini guru dan ibu serta teman-teman kembali dengan pembahasan Hukum Bacaan Mad, untuk lebih jelas dan lengkapnya maka simaklah penjelasan yang ada dibawah ini.

Di dalam proses belajar untuk membaca al-Qur’an tentu bisa kita jumpai bermacam-macam jenis bacaan serta hukum-hukum bacaannya. Hal ini tak terlepas dari bacaan panjang pendek yang sangat sering kita bunyikan saat membaca huruf-huruf hijaiyah yang ada di dalam al-Qur’an.

Nah, di dalam kesempatan kali ini sobat, akan dibahas soal sebagian dari ilmu tajwid itu yang tentunya selalu berkaitan dengan berbagai macam bacaan mad dan juga berbagai jenis-jenisnya yang ada didalam al-Qur’an.

Arti Bacaan Mad

Mad apabila dikaji secara bahasa memiliki makna untuk membentangkan atau dapat juga memanjangkan. Tetapi apabila dikaitkan dengan huruf memiliki arti panjang. Adapun mad yang menurut istilah ialah memanjangkan bacaan (suara) saat membaca huruf mad.

Sebelumnya yang perlu diketahui bahwa sanya huruf mad hanya terdapat tiga, yaitu ا  (alif),  ي (ya’) serta و (wawu). Apabila kita kesulitan didalam menghafal huruf-huruf mad ini, dan bisa disingkat menjadi ‘اَ يُوْ’ (ayuw).

Artinya, apabila terdapat huruf alif yang sukun ataupun tak berharokat tersebut jatuh sesudah huruf yang berharokat fathah ( َ ). Lalu huruf wawu sukun ataupun tak berharokat yang jatuh sesudah huruf berharokat dhamah (ُ ).

Baca Juga:  Sejarah Dan Keunikan Pantheon, Roma

Serta huruf ya’ sukun ataupun tak berharakat yang jatuh sesudah huruf yang harokatnya kasrah (ِ ).

Macam–Macam Bacaan Mad dalam al-Qur’an

Membaca al-Qur’an dengan cara mengatur panjang atau pendeknya suara yang akan kita lantunkan, agar orang yang sedang mendengar bacaan al-Qur’an yang di sekitar kita hatinya akan terasa nyaman dan juga tentram.

Dan juga agar menjaga arti dari bacaan al-Qur’an tersebut agar tidak berubah. Inipun tentunya akan membutuhkan proses untuk kita semua yang sedang belajar membaca al-Qur’an.

- Iklan -

Oleh sebab itulah kita juga harus tau soal bacaan mad ini yang ternyata memiliki banyak sekali macamnya.

Sebelumnya juga harus kita ketahui bahwa sanya bacaan mad ini memiliki dua jenis. Yakni mad thabi’i serta mad far’i yakni cabang-cabang dari mad thabi’i.

Hukum Bacaan Mad Thabi’i

Mad Thabi’i atau mad asli yakni apabila terdapat alif ( ا ) sesudah fathah, ataupun ya’ sukun ( ي ) sesudah kasrah ( ―ِ ) ataupun huruf wau ( و ) sesudah dhammah ( ―ُ ) maka bacaan itu ialah hukum mad thabi’i. Mad yang berarti panjang serta thabi’i artinya biasa.

Baca Juga:  Sejarah, Jenis, Makna Dan Filosofi Pakaian Adat DKI Jakarta

Cara membacanya ialah dibaca dengan panjang dua harakat ataupun dapat disebut satu alif, contohnya:

حَامِيَةٌ – اٰمَنَ – اِيْمَانٌ

Mad Far’i

Mad far’I yakni semua mad yang selain mad thabi’I, dikarenakan mad far’I asalnya dari mad thabi’I, mad far’I dapat dibaca panjang 2 sampai 6 harakat, mad far’I itu tersendiri dibagi menjadi 14 bagian,

Berikut ini ialah hukum bacaan dari mad far’i:

1. Mad wajib muttashil

Mad wajib muttashil yakni apabila mad thabi’I bertemu hamzah (ء) disatu kata ataupun sebuah kalimat.

Cara membacanya ialah dibaca dengan panjang 3 alif (6 harakat). Biasanya mad itu wajib muttashil mempunyai tanda garis yang diatas huruf sebelum hamzah.

Contoh:

السَّمَاءِ – مِنَ النِّسَاءِ – شُهَدَاءَ

2. Hukum Mad Aridh Lissukun

Mad aridh lissukun yakni apabila ada waqof ataupun tempat berhenti serta sebelumnya ada mad thobi’I ataupun mad lein.

Cara membacanya ialah di baca dengan panjang 2,4, atau 6 harakat serta apabila dibaca washol atau melanjutkan bacaan, jadi di baca misalnya mad thobi’I yakni 2 harakat.

Contoh:

۞الْعَالَمِيْن۞ – يُؤْمِنُوْن۞ – تَعْمَلُوْن

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU