Hutan Mangrove dan ‘’Monyet Belanda’’ di Kalimantan Utara

Oleh : Nurkamrah

Obyek wisata di provinsi-provinsi di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan memang ada yang sama jenis. Misalnya, hutan mangrove. Namun khasnya di setiap daerah, berbeda. Misalnya hutan mangrove di Kalimantan Utara, berbeda dengan hutan mangrove di provinsi lainnya.

Tidak banyak tercatat obyek wisata yang ada di Kalimantan Utara. Namun ada satu Kawasan Hutan Mangrove yang ramai dikunjungi, termasuk bagi pelancong. Tempatnya di jantung ibu kota Kaltara, Tarakan. Letak persisnya di Jl Gajah Mada, bersebelehan dengan pasar Gusher. Pasar ini, salah pusat bisnis di kota Tarakan.

Kawasan Hutan Mangrove ini disebut Kawasan Konsevasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) ini. Salah satu keunikannya, karena terletak di jantung kota, ibu kota Kalimantan Utara, Tarakan. Sehingga sangat mudah diakses.

Baca Juga:  Libur Akhir Pekan, Ini 5 Destinasi Wisata Ramah Anak di Semarang

Mengapa pula Kawasan Konservasi ini ditambah nama Bekantan ? Itu, karena Kawasan hutan mangrove tersebut, dihuni Bekantan, satwa langka dan endemik khas Kalimantan Utara. Satwa ini sangat dilindungi, karena langkanya.

Pernah lihat Bekantan? Konon seperti ‘’Monyet Belanda’’. Makanya disebut sebagai ‘’Monyet Belanda’’. Apa bedanya dengan monyet lainnya ? Hidungnya Panjang. Beda dengan monyet lainnya, hidungnya pendek. Sebetulnya, satwa langka ini, adalah hewan liar. Hidup di alam bebas. Seperti kelelawar, senang bergelantungan, dan bergelayutan dari pohon  ke pohon. Atraksi Bekantan itu, salah satu yang menjadi perhatian dan daya tarik pengunjung.

Flora yang ada di Kawasan Hutan Mangrove dan Bekantan itu, juga cantik dan indah – indah. Inilah yang membuat para pengunjung bisa berlama – lama di tempat wisata hutan di Tarakan itu. Padahal flora dan fauna yang ada di Kawasan hutan tersebut, sudah berumur tua. Sudah puluhan tahun, bahkan ada yang ratusan tahun usianya.

Baca Juga:  Terkenal di Dunia, Ini 6 Tradisi Suku Toraja yang Unik

Salah satu daya tariknya lagi, arealnya sangat luas, sejauh mata memandang. Luasnya 21 hektar. Hutan Mangrove ini juga sekaligus menjadi paru – paru kota, pelindung dari abrasi air laut di kota Tarakan. Selain itu, juga menjadi habitat flora dan fauna, khas Tarakan. Banyak sekali fungsinya. Juga menjadi tempat obyek penelitian, dari peneiiti – peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU