Ikut Workshop Internasional Micronutrient, Mahasiswa FKM Unhas Akui Banyak Ilmu Didapat

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Program Studi Ilmu Gizi terlibat dalam kegiatan Workshop International tentang Micronutrient as a strategic Tandem of Covid-19 Vaccination and Acceleration of Stunting Reduction, the Role of Multimicronutrient Supplementation yang diadakan pada tanggal 20 dan 22 Maret 2021.

Kegiatan yang diorganizir oleh the Indonesian Institute of Nutrition (IGI) and the Indonesian Nutrition Foundation for Food Fortification (KFI) dan didukung oleh Vitamin Angels dilakukan secara daring.

Beberapa mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut diantaranya Hismiyanti. Pemilik NIM K021201081 itu mengatakan bahwa Indonesia’s leadership in micronutrients for global health. Effect of maternal multiple micronutrient supplementation on fetal loss and infant death in Indonesia.

“Suplementasi nutrisi ibu di negara-negara berkembang umumnya dibatasi untuk penyediaan zat besi dan asam folat (IFA),” ungkapnya.

Perubahan praktik terhadap suplementasi dengan beberapa mikronutrien (MMN) telah dihalangi oleh sedikit bukti efek MMN pada kehilangan janin dan kematian bayi.

Fortifikasi pangan yaitu menambahkan atau meningkatkan zat gizi tertentu ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan.

“Seringkali fortifikasi dilakukan guna menambahkan zat gizi yang secara alami tidak ada di dalam makanan atau minuman tertentu. Fortifikasi juga dilakukan untuk mengembalikan suatu zat gizi yang hilang dalam proses pengolahan makanan atau minuman,” jelasnya.

Baca Juga:  Kita Bersuara Edisi 3: DPRemaja Dapil Sulsel Gelar Sosialisasi di SMPN 30 Makassar

Lebih lanjut ia menjelaskan, tujuan utama dilakukan fortifikasi pangan adalah untuk membantu memastikan anak-anak ataupun orang dewasa, mendapat asupan bergizi cukup dan tentunya baik.

“Biasanya orang mengetahui fortifikasi pangan melalui zat gizi mikro, tetapi setelah mengikuti webinar yang disarankan ini saya menjadi tahu biofortifikasi pangan juga sangat berpengaruh terhadap zat gizi makro, seperti fortifikasi minyak goreng, tepung terigu dan beras untuk mencegah terjadinya malnutrisi dan penyakit-penyakit lainnya seperti anemia dan kekurangan vitamin A,” terangnya.

- Iklan -

Lain halnya dengan Nurhasmi Halik. Dalam summarynya mengatakan bahwa pemberian suplementasi seng dan zat besi pada banyak penelitian terbukti mampu meningkatkan nafsu makan balita.

“Pemberian suplementasi seng meningkatkan rerata frekuensi makan dari 4,16 menjadi 4,8 kali per hari. Sedangkan suplementasi seng dan zat besi mampu meningkatkan rerata frekuensi makan dari 4,1 menjadi 5 kali per hari,” paparnya.

Hal ini, katanya, berarti pemberian suplementasi seng bersama dengan zat besi mampu meningkatkan frekuensi makan lebih banyak dibandingkan suplementasi seng saja atau zat besi saja.

Baca Juga:  GenBI Sulawesi Selatan Gelar Seminar “Boost Your Future” untuk Persiapkan Anggota Hadapi Dunia Kerja

“Selain dari frekuensi makan, peningkatan nafsu makan juga dapat dilihat dengan adanya peningkatan asupan energi.Suplementasi seng dan zat besi juga terbukti dapat meningkatkan status gizi balita,” jelasnya.

Peningkatan berat badan salah satunya disebabkan oleh peningkatan nafsu makan. Suplementasi seng dan zat besi juga dapat membantu balita mencapai tinggi badan yang optimal.

Proses pertumbuhan linier atau pertambahan tinggi badan pada balita di atas 2 tahun berjalan lebih lambat dibandingkan balita di bawah 2 tahun, sehingga dibutuhkan waktu lebih lama pemberian suplementasi untuk meningkatkan tinggi badan secara signifikan. Dan hal ini pun bisa mencegah terjadinya stunting pada anak.

“Kedepannya semoga materi yang sudah didapatkan bisa berguna kepada semua orang dan mendapat feedback dari hal tersebut,” harapnya.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, merasa bangga dengan keaktifan mahasiswa FKM Unhas dalam berbagai event nasional dan internasional.

Prof. Sukri mengatakan bahwa cukup banyak kegiatan yang sifatnya akademik, dan peningkatan skill dan wawasan yang coba difasilitasi dimana mendorong semua mahasiswa untuk mengikuti berbagai event terutama melalui webinar dalam masa pandemi ini.(*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU