Bintang yang tampak dari langit semakin banyak. Hal tersebut menjadikan ilmuan semakin cemas. Karena bisa jadi cahaya tersebut dapat mengganggu penelitian ilmuan serta obyek tersebut hanya berupa satelit.
Obyek berbentuk bintang yang bergerak di langit itu ada kemungkinan adalah pesawat antariksa atau satelit. Jumlahnya memang semakin banyak yang diterbangkan, sehingga bisa dikatakan kehadirannya makin lama telah mencemari pemandangan ke angkasa.
Terutama biang keladinya adalah satelit Starlink yang terus saja diluncurkan oleh SpaceX dan jumlahnya terus bertambah. Starlink akan digunakan untuk memancarkan layanan internet dari atas sana sebagai salah satu bagian bisnis perusahaan milik Elon Musk ini.
Samantha Lawler selaku asisten profesor astronomi di University of Regina menyatakan bahwa sekitar 1 dari 15 sinar di antariksa adalah satelit dan bukannya bintang. Hal ini berpotensi mengganggu riset para ilmuwan karena terjadi kebingungan.
“Hal ini akan merusak riset astronomi dan benar-benar akan mengubah langit malam di seluruh dunia,” demikian kata dia, seperti dikutip dari Futurism.
Meskipun Starlink dan para pesaingnya memang menghadirkan manfaat untuk menyediakan akses internet ke banyak area di dunia, perlu ditegakkan aturan untuk meminimalisir satelit yang tampak di luar angkasa.
“Kita tidak bisa menerima kehilangan global terhadap akses ke antariksa, yang telah sekian lama kita bisa lihat sebagai manusia,” tulisnya dalam penelitiannya.
Sejauh ini, belum ada tanda-tanda akan dilakukan tindakan konkret untuk mengatasi gangguan tersebut. Namun diharapkan bisa diatur secepatnya agar langit menjadi lebih bersih dan apa yang dilihat orang adalah benar-benar bintang, bukan obyek buatan manusia.