Catatan: Syamsu Nur
H Muh Alwi Hamu, (80 thn) Hari Sabtu, tgl 18 Januari 2025. meninggal dunia di Rumah Sakit Puri, Jakarta Barat. Selama kurang lebih 4 tahun beristirahat di rumahnya, di Puri Kembangan Jakarta akibat sakit stroke yang dideritanya.
Pada kurang lebih beberapa bulan terakhir ini, Almarhum Alwi Hamu hanya menerima supply makanan lewat selang melalui perut. Almarhum sejak itu juga sudah tidak bisa berkormunikasi dan berbicara.
Isterinya Almarhum Haji Nuraeni Gani telah mendahuluinya dipanggil yang maha kuasa dua tahun yang lalu. Bersama isterinya H Nuraeni dikaruniai 6 orang anak. Saat ini anaknya menjadi pengendali perusahaan di Fajar group. Cucunya berjumlah 22 orang dan cicit sebanyak 5 orang.
Wartawan Sejak Mahasiswa
Alwi Hamu sejak tahun 1966 sudah terlibat di dunia jurnalistik. Bersama rekan seangkatannya, dalam suasana gerakan mahasiswa angkatan 66. Saat itu Alwi Hamu menjadi Ketua Ikatan Pers Mahasiswa Sulawesi Selatan.
Dibawa bendera IPMI diterbitkan koran mahasiswa KAMI Sulsel. Koran ini juga merupakan bagian dari organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia. Mottonya, menegakkan keadilan dan kebenaran.
Di Jakarta terbit koran Harian KAMI yang dipimpin Nono Anwar Makarim. Harian KAMI, memang mencoba membangun jaringan pemberitaan secara sederhana.
Koran KAMI Sulsel
Jiwa kepemimpinan Alwi Hamu sudah terlihat di Koran KAMi itu. Ide kreatifnya lebih menonjol. Dengan dana terbatas ia mampu menerbitkan koran mingguan KAMI dengan beritanya yang dianggap berani.
Karena itu, Alwi kadang berhadapan dengan petugas hukum. Alwi termasuk salah satu wartawan yang dihadapkan di pengadilan karena berita KAMI membela rakyat yang mendapat perlakuan tidak adil.
Alwi kemudian diputus hukuman penjara 2 tahun. Di tingkat banding perkara itu dideponir karena menggunakan pasal karet di KUHP yang masih menjadi bahan polemik di kalangan pakar hukum.
Pimpin Percetakan
Empat belas tahun kemudian, Alwi Hamu dipercayakan memimpin percetakan Bhakti, percetakan perusahaan daerah yang dikontrak HM Jusuf Kalla.
Alwi Hamu sahabat dekat Yusuf Kalla sejak di organisasi HMI sampai KAMI. Alwi dipercaya menjadi Direktur Percetakan Bhakti dibawah manajemen group NV Haji Kalla.
Koran Harian Fajar
Alwi kemudian makin menonjol jiwa Jurnalistik dan kewartawan-nya. Ia menerbitkan Harian Fajar yang kemudian menjadi koran terbesar di Indonesia Timur.
Gaya jurnalistiknya sebagai Penerbit Media sudah berubah. Bentuk perusahaan menjadi Perseroan Terbatas. Kebebasan pers juga lebih longgar.
Berkat kemajuan Harian Fajar, pernah tercatat sebagai koran terbesar di luar Pulau Jawa. Dan berkat kemajuan Fajar, telah berhasil membangun Gedung perkantoran, Graha Pena setinggi 19 lantai. Saat diresmikan pada tgl 7 bulan 7 tahun 2007, Graha Pena merupakan gedung tertinggi di kota Makassar. Bahkan di luar Pulau Jawa.
Kerja Sama Jawa Pos
Dalam perjalanan, Harian Fajar membangun kerja sama manajemen dengan Jawa Pos. Maka Alwi Hamu, selalu terbang ke mana-mana. Ada banyak Provinsi dan kabupaten dikunjungi.
Boleh dikata setiap 2 hari terbang naik pesawat lagi. Dalam suatu pertemuan, Jusuf Kalla sendiri mengaku kalah jam terbang dengan Alwi Hamu.
Alwi mengajak manajemen koran yang sulit berkembang, untuk bekerja sama. Sebagai Ketua Badan Pengembangan Jawa Pos, Alwi berkeliling Indonesia. Ia menggalang kerjasama media lokal dengan Jawa Pos group.
Terakhir sekitar 180 media baru diterbitkan dalam bentuk kerja sama manajemen. Kerjasama itu kemudian berkembang dengan sistem pemberitaan berjaringan. Setiap tahun manajemen media group ini selalu melakukan pertemuan evaluasi.
Perkembangan menunjukan pertumbuhan yang positif dan membanggakan. Kejayaan media berjaringan ini telah berlangsung sekitar 25 tahun dan tetap jalan baik saat ini.
Era Baru Jurnalistik
Kini era baru di dunia pers, muncul. Para pimpinan media saat ini melakukan langkah berubah. Di Era digital ini muncul tantangan baru. Rumus ramuan yang dulu dicptakan Dahlan Iskan, yaitu media berjaringan
bersama Alwi Hamu juga ikut terdesak. Maka konsep baru diciptakan. Yaitu sistem konfergensi antara media cetak dan media elektronik dicetuskan.
Konsep ini diterapkan juga di semua media Fajar group. Saat ini Fajar group sudah memiliki 25 media yang tersebar di wilayah Indonesia Timur.
Media memang sudah berubah. Media online tumbuh bagai jamur. Bersaing ketat. Bahkan ada yang menjuluki persaingan “gila-gilaan”.
Ada yang berhasil dan lebih banyak yang jalan ditempat bahkan tertatih-tatih. Inilah yang disebut “hidup enggan. mati tak mau” telah dialami banyak media cetak.
Tapi bagi generasi penerus Fajar, sangat konsekuen dengan ide baru ini. Generasi baru penerus di Fajar, tetap bertahan dengan ide “konvergensi media”.
Gaya Alwi Hamu yang selalu mencari “jalan keluar” bisa mengatasi kesulitan di era baru jurnalistik ini. Gaya yang pantang menyerah dengan banyak akal, menjadi senjata yang ampuh.
Yang jelas para pencari berita, yang pernah bernaung di bawah “payung” Alwi Hamu, ada juga yang mulai berpikir jalan pintas. Mencari dunia baru dalam melanjutkan karirnya. Namun semangat baru yang muncul di generasi pelanjut tetap jalan dan membuahkan hasil.
Alwi Hamu, dalam usia 80 tahun telah meninggalkan kita semua. Dunia kewartawanan merasa kehilangan. Karya besar Alwi Hamu susah digambarkan kekuatannya. Hasil karyanya telah mampu melambung tinggi.
Kini Alwi sudah tidak ada. Karyanya sebagai pemimpin, sahabat dan pabrik ide, sulit kita temukan duanya. Idenya yang banyak itu tetap menjadi motivasi , kenangan dan tetap relevan sebagai penyemangat masa kini.
Banyak kadernya yang karirnya tumbuh bersamanya, juga tidak pernah berhenti berkarya di era baru ini. Mereka, para penerusnya tidak pernah juga berhenti berdoa atas keselamatannya menuju sang penciptanya. Bagaimana pun juga gaya kepemimpinannya yang bersahabat, yang menyalurkan banyak ide-ide dan selalu menganjurkan kata semangat yang tidak pernah menyerah, tetap dipegang teguh para penerusnya.
Mereka telah ikut bekerja diliputi suasana kebersamaan yang melahirkan innovasi tiada henti. Itulah kenangan yang tak bisa terlupakan dari seorang pemimpin M Alwi Hamu.
Semoga Allah meredhai selalu, pemimpin dan sahabat kita semua. Ya Allah sambutlah kedatangannya. Bukakanlah pintu selebar-lebarnya baginya. Maafkan dosa dan kesalahannya. Terimalah arwah Alwi Hamu di sisiMu ya Allah. (*)