In Memoriam Tujuh Hari Wafatnya Pelukis Hardi (3)

Kebanggaan Para Wanita Cantik

Oleh Wina Armada Sukardi, kolektor lukisan Hardi

Pelukis Hardi menyukai melukis wanita-wanita cantik. Dari mulai bintang film, foto model, pejabat, isteri pejabat dan bahkan wanita pelukis semuanya pernah dilukisnya. Saya dapat menyebut nama-nama wanita jelita yang pernah jadi model lukisan Hardi.

Subjek wanita cantik yang dilukisnya pun merasa bangga dilukis oleh Hardi. Rasanya belumlah genap bagi mereka jika belum dilukis oleh Hardi.

Biasanya dulu Hardi melukis modelnya di studio mininya di rumah susun Perumnas Pejompongan. “Kadang-kadang saya kumpulkan anak-anak disana, dan waktu saya melukis, saya minta mereka bertepuk tangan memberi semangat kepada saya,” ungkap Hardi kepada saya.

Menurut Hardi, pelukis juga terkadang butuh dukungan semangat dari luar.
Selain melukis di kanvas Hardi juga melukis di tas, jaket dan busana wanita bahkan di souvenir. Waktu anaknya menikah godybagnya kantong warna putih yang dilukis Hardi. Cantik sekali.

Lukisan kain Hardi untuk para wanita laris manis. Para wanita menengah atas menyukiai karyanya Hanya saja karya pakian Hardi dibuat dalam edisi terbatas dan tidak “dipasarkan” secara masif.

Untuk jaket jeans, isteri saya sudah pernah minta langsung dilukiskan di jaket jeans. Hardi pun dengan senang hati bersedia menurutinya. Dia minta agar saya segera memberikan jaket jeasnya untuk dilukis. Tapi lantaran saya tak segera memgantarkan jaket itu, sampai Hardi meninggal dunia, istri saya tak memilik jalet jeasn yang dilukis Hardi.

Banyak sumber model buat Hardi. Pertama, tentu relasinya sendiri. Hampir tak ada wanita cantik yang tidak luluh manakala diminta menjadi objek model Hardi oleh Hardi. Tak peduli isteri pejabat atau siapapun. Ada kharisma Hardi yang sulit dielakkan para modelnya jika diminta jadi modelnya oleh Hardi.

Kedua, sumber dari kawan-kawannya wartawan film atau fotografer. Hardi diberi informasi ada model cantik yang mungkin dapat dijadikan objek lukisannya. Salah satu konco kentalnya Dimas Supriyanto yang kala itu masih menjadi pemimpin redaksi tabloid “Film.”

- Iklan -

Setelah proses pemotretan, cerita Hardi kepada saya, Dimas bakal memberi informasi ada model yang layak dilukis. Kalau modelnya memang sesuai dengan sudut pandang Hardi, jadilah mereka dijadikan model lukisan Hardi. Tapi ada beberapa yang tidak sesuai, sehingga tidak jadi dilukis.

Terakhir, jika terpaksa, sumbernya cukup melalui foto saja.

Semua model lukisan Hardi, baik para wanita cantik maupun untuk “potret diri” subjeknya diberikan tambahan latar belakang atau latar depan dengan berbagai varian, kebanyakan simbol-simbol yang sesuai dengan karakter atau kiprah modelnya. Saya, misalnya, lantaran saya seorang advokat, diberikan simbol timbangan, lambang keadilan.

Bersambung…..

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU