Ini 4 Sosok Kontroversi yang Kritik Naturalisasi di Timnas Indonesia

Empat sosok ini mengundang kontroversi karena kritik mereka terhadap naturalisasi di Timnas Sepak Bola Indonesia, terutama terkait pemain “berdarah campuran” yang kini memperkuat tim nasional.

Di tengah euforia atas peningkatan performa Timnas Indonesia, muncul komentar kritis dari beberapa sosok mengenai pemain-pemain yang dianggap mereka “asing.” Meskipun pemain-pemain ini memiliki darah Indonesia dan telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), mereka masih dianggap berbeda dan “asing” oleh sebagian orang.

Salah satu yang mengkritik adalah mantan Duta Besar RI untuk Polandia, Peter F Gontha, yang mengisahkan adanya dugaan misi terselubung di balik naturalisasi pemain keturunan. Gontha mempertanyakan apakah naturalisasi ini bersifat sementara dan mengkhawatirkan pemain-pemain tersebut akan meninggalkan status WNI mereka setelah masa tugas di Indonesia selesai.

Gontha tidak sendirian dalam pandangannya. Beberapa pengamat lain seperti Rocky Gerung, Bung Towel, dan mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini, juga memberikan kritik serupa. Berikut ini adalah catatan kritik dari masing-masing:

Bung Towel

Bung Towel sering mengkritik pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong dan kebijakan PSSI mengenai pemain naturalisasi. Ia berpendapat bahwa PSSI terlalu agresif dalam menaturalisasi pemain, yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas kompetisi domestik.

Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Ia juga mempertanyakan keputusan PSSI mendatangkan Maarten Paes sebagai penjaga gawang, mengingat posisi tersebut sudah diisi oleh pemain muda potensial seperti Ernando Ari. Meskipun kritiknya awalnya tajam, Paes kemudian dianggap sebagai pahlawan oleh penggemar Timnas berkat performanya melawan Arab Saudi dan Australia.

Fakhri Husaini

Fakhri Husaini meminta agar publik tidak memberikan pujian berlebihan kepada pemain naturalisasi, karena hal itu bisa membuat pemain lokal merasa tersisih. Ia merasa bahwa pujian yang berlebihan pada pemain naturalisasi dapat meremehkan kontribusi pemain lokal yang juga berperan penting dalam tim. Menurutnya, timnas yang sukses adalah hasil dari kontribusi semua pemain, baik lokal maupun naturalisasi.

Peter F Gontha

Peter Gontha menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah menyampaikan pandangannya yang tajam mengenai kebijakan naturalisasi. Ia mengungkapkan keraguannya mengenai keaslian komitmen pemain naturalisasi terhadap Indonesia, dengan menyatakan bahwa mereka mungkin hanya sementara dan bisa saja melepaskan status WNI mereka setelah masa tugas berakhir. Gontha menilai bahwa lebih baik membina pemain lokal dari usia muda daripada bergantung pada pemain naturalisasi.

Baca Juga:  AFF 2024 Jadi Bagian Penting Timnas Indonesia

Rocky Gerung

Rocky Gerung menilai kebijakan naturalisasi PSSI sebagai bentuk penipuan sensasi. Ia berpendapat bahwa euforia saat ini mungkin membuat publik lupa bahwa banyak pemain di lapangan bukanlah asli Indonesia.

- Iklan -

Menurut Rocky, patriotisme seharusnya ditunjukkan dengan mendukung pemain lokal, bukan dengan mengandalkan naturalisasi yang dianggapnya bertentangan dengan prinsip patriotisme dan kedaulatan bangsa.

Respon PSSI

Menanggapi kritik, anggota komite eksekutif PSSI, Arya Sinulingga menegaskan bahwa para pemain naturalisasi memiliki darah Indonesia dan telah melalui proses hukum yang sah untuk menjadi WNI.

Arya juga menjelaskan bahwa semua pemain naturalisasi hanya memiliki satu paspor, yaitu paspor Indonesia. Ia menyatakan bahwa penting untuk fokus pada prestasi dan antusiasme masyarakat terhadap Timnas, daripada terjebak dalam kontroversi yang tidak berdasar. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU