Mengapa banjir bisa terjadi di Indonesia?, dan umumnya terjadi di perkotaan yang memiliki jumlah penduduk yang padat. Saat ini, banjir yang terjadi di beberapa kawasan tidak hanya disebut sebagai bencana alam saja, tetapi juga dapat disebut sebagai tradisi. Hal tersebut karena peristiwa tersebut terjadi secara turun-temurun, layaknya sebuah tradisi.
Tradisi banjir ini biasa ditemui di wilayah Jakarta, Bogor, dan kota-kota besar. Namun, bukan berarti di desa-desa tidak ada tradisi banjir ini, wilayah pedesaan juga bisa saja menerima “kiriman” banjir pada tiap tahunnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (biasanya daerah yang kering) karena volume air yang terus meningkat. Bencana alam banjir ini dinilai telah merugikan banyak pihak dengan jumlah kerugian yang tidak main-main.
Orang selalu berpikir bahwa banjir dapat disebabkan karena adanya hujan deras saja, padahal tidak, masih banyak penyebab terjadinya banjir yang justru akibat campur tangan dari manusia itu sendiri.
Nah, apa saja ya macam-macam penyebab terjadinya bencana alam banjir itu? Lalu, apa saja dampak yang ditimbulkan dari adanya bencana alam banjir tersebut? Apakah terdapat solusi yang dapat menyelesaikan persoalan banjir di negara kita ini?
Yuk, simak ulasan berikut agar kita lebih memahami mengenai macam penyebab dari terjadinya bencana alam banjir ini!
1. Hujan
Hujan menjadi faktor utama dari penyebab terjadinya bencana alam banjir, terutama hujan deras. Curah hujan tinggi yang mempunyai debit air sekitar 20-100 mm/jam atau hujan lebat yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, jelas dapat menyebabkan genangan air yang meninggi dan akhirnya banjir.
Bulan Januari biasanya banyak terjadi hujan deras sehingga menyebabkan banjir di wilayah mana pun. Maka dari itu, bulan Januari sering disebut mempunyai kepanjangan yakni “hujan sehari-hari”.
Apabila terjadi hujan, umumnya air hujan akan mengalir di sungai karena sungai merupakan tempat pembuangan akhir dan air hujan. Namun, tidak semua sungai dapat menampung banyaknya air hujan tersebut karena endapan lumpur hingga tumpukan sampah. Jika sudah begitu, tentu saja air hujan akan meluap ke daratan dan terjadilah banjir.
2. Pembuangan Sampah Sembarangan
Jangan anggap remeh dengan adanya masyarakat yang membuah sampah sembarangan, baik itu selokan atau di sungai. Hal yang biasa dianggap sepele tersebut ternyata dapat menjadi penyebab terjadinya bencana alam banjir ini lho…
Coba kita renungkan, misalnya, sampah yang ada di rumahmu apabila dikumpulkan dalam waktu dua minggu ternyata menghasilkan tiga karung plastik sampah dan dibuang di sungai. Lalu, bagaimana jika dengan sampah yang ada di seratur rumah? Itu berarti menghasilkan ratusan karung plastik sampah bukan? Jika ratusan karung plastik sampah tersebut dibuang di sungai tentu saja akan menyebabkan sungai kotor dan airnya meluap ‘bukan?
Pembuangan sampah yang sembarangan ini secara tidak langsung berhubungan dengan penyebab banjir yang pertama, yakni hujan. Hal tersebut karena air hujan tidak bisa mengalir di sungai jika sungainya terdapat banyak sampah sehingga air hujan tersebut menjadi meluap ke daratan.
3. Erosi dan Sedimentasi Tanah
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi yang disebabkan banyak hal, salah satunya adalah air mengalir. Sementara itu, sedimentasi adalah proses pengendapan benda padat karena pengaruh gaya yang besar. Dalam hal ini, pengendapan benda padat tersebut adalah tanah.
Erosi di daerah aliran sungai tentu saja dapat berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampang (daerah permukaan) sungai. Selain itu, besarnya sedimentasi yang terjadi tentu dapat mengurangi kapasitas saluran sehingga menimbulkan genangan dan banjir di sungai.
Adanya erosi tanah tersebut akan menyisakan batuan sehingga tidak ada tempat untuk meresapnya air hujan ke dalam tanah.
Untuk mengetahui tanda-tanda kekritisan air di daerah aliran sungai, cukup dengan melihat warna air sungai tersebut, apakah berwarna coklat, keruh, atau bahkan kehitam-hitaman. Sedimentasi kerusakan sungai dan daerah aliran sungai akan ditandai oleh adanya pendangkalan dan penyempitan daerah sungai.
4. Keadaan Tanah dan Tanaman
Umumnya tanah atau daratan akan menyerap air hujan, apalagi jika daratan tersebut ditumbuhi oleh banyaknya tanaman yang mempunyai daya serap air tinggi. Namun, apabila daratan tersebut tertutup oleh semen, paving, hingga aspal, tentu saja tidak dapat menyerap air hujan sama sekali.
Tanaman yang mempunyai daya serap air tinggi misalnya kaktus, pohon beringin, dan bambu.
5. Rusaknya Bendungan dan Saluran Air
Penyebab ini memang tidak melulu terjadi, tetapi apabila terjadi, tentu saja akan menyebabkan terjadinya banjir di pemukiman penduduk, apalagi saat musim hujan deras yang panjang.
Sudah banyak pemukiman penduduk yang mengalami banjir akibat dari rusaknya bendungan dan saluran air. Misalnya adalah di banjir di Padang yang selain akibat dari curah hujan tinggi, juga dipicu oleh rusaknya bendungan Irigasi Kasang II Sikayan yang terletak di Kelurahan Balai Gadang pada September 2021 lalu.
Apabila bendungan dan saluran air rusak, tentu saja tidak dapat menampung tingginya curah hujan yang datang, sehingga akan meluap ke daerah daratan.
6. Pembangunan Tempat Pemukiman
Pembangunan tempat pemukiman yang dilakukan secara besar-besaran tentu saja dapat menghilangkan daratan kosong tempat resapan air hujan, yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya banjir.
Bahkan, pembangunan tempat pemukiman tersebut dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir sampai enam kali lipas lho…
Permasalahan ini kerap terjadi di daerah kota-kota besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik. Selain itu, peraturan mengenai pembuatan sumur resapan yang terjadi di daerah perkotaan kerap mendapatkan pengawasan yang kurang.
Akibat dari hal ini adalah wilayah yang seharusnya berfungsi sebagai hidro-orologis, yakni wilayah yang mempunyai kemampuan untuk menahan dan menyerap air ke dalam tanah, menjadi berkurang bahkan menghilang. Daratan yang biasanya berfungsi sebagai hidro-orologis adalah lahan hutan, kebun campuran, dan tanah.
7. Rusaknya Hutan
Keberadaan hutan mulanya berfungsi sebagai tanah resapan air hujan, sekarang beralih menjadi tempat pemukiman penduduk. Hal tersebut tentu saja dapat menyebabkan banjir hingga menambah jumlah deforestasi (penebangan pohon) hutan.
Akibatnya, air hujan yang turun tidak memiliki tempat tampungan dan resapan, hingga meluap ke daratan dan menyebabkan banjir.
8. Pemanasan Global
Perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia, terutama di Indonesia ini juga akibat dari peristiwa pemanasan global (global warming). Faktor penyebab ini seolah semakin menyempurnakan adanya penyebab-penyebab banjir sebelumnya.
Dampak dari terjadinya pemanasan global adalah iklim yang tidak teratur, termasuk adanya hujan deras dalam waktu lama hingga menyebabkan banjir. Hal itu semakin diperparah dengan pembangunan gedung yang mengakibatkan daerah resapan air menjadi semakin berkurang.
Nah, itulah penyebab-penyebab beserta dampak dan solusi atas terjadinya bencana alam banjir. Kita selaku generasi masa depan, yuk ikut menjaga lingkungan. Jika bukan kita, lalu siapa lagi…