Ini Cara Efektif Lawan Penuaan Dini, Bukan Krim Malam atau Retinol

Selama ini, perawatan kulit seperti krim malam atau serum retinol dianggap sebagai solusi ampuh untuk mencegah penuaan dini. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa berwisata atau traveling dapat menjadi alternatif yang efektif, tanpa melibatkan produk perawatan kulit.

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Edith Cowan University (ECU), Australia, ini telah dipublikasikan di situs universitas dan menjadi yang pertama menghubungkan teori entropi dengan dampak pariwisata terhadap kesehatan.

Teori entropi menyatakan bahwa segala sesuatu dalam alam semesta cenderung menuju kekacauan. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana pengalaman perjalanan, baik yang positif maupun negatif, dapat mempengaruhi kesehatan dan proses penuaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman traveling yang positif dapat memperlambat peningkatan entropi dan meningkatkan kesehatan, sementara pengalaman negatif justru mempercepatnya dan merugikan kesejahteraan.

“Penuaan adalah proses alami yang tidak bisa dihindari, namun kita dapat memperlambatnya,” kata Fangli Hu, kandidat PhD di ECU dan salah satu penulis studi ini.

Hu menjelaskan bahwa pengalaman wisata yang positif dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Dengan traveling, kita bisa berinteraksi dengan pelancong dari berbagai latar belakang, mengeksplorasi lingkungan baru, serta melakukan lebih banyak aktivitas fisik yang mendorong interaksi sosial dan emosi positif. Ini seringkali ditemukan dalam wisata kesehatan (wellness tourism) dan wisata yoga.

Baca Juga:  Catat! 10 Cara Manfaatkan Libur Sekolah Akhir Tahun

“Pariwisata lebih dari sekadar rekreasi; ini bisa memberikan dampak signifikan bagi kesehatan fisik dan mental,” tambah Hu.

Traveling Sebagai Terapi

Dari perspektif teori entropi, penelitian ini menunjukkan bahwa traveling bisa menjadi intervensi kesehatan yang inovatif. Pengalaman positif saat berwisata membantu menjaga entropi tubuh tetap rendah dengan mempengaruhi empat sistem utama yang berperan dalam kesehatan.

- Iklan -

Traveling memaksa kita untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, yang bisa memicu respons stres, namun juga memberikan manfaat dengan meningkatkan metabolisme dan kemampuan tubuh. Respons sistem imun yang adaptif juga terpicu, memberikan kesempatan bagi tubuh untuk meningkatkan kemampuan mengatur diri.

“Ini menguatkan sistem pertahanan tubuh. Hormon yang mendukung perbaikan dan regenerasi jaringan akan aktif, mendukung mekanisme penyembuhan alami,” kata Hu.

Baca Juga:  8 Cara agar Anak Percaya Diri di Sekolah

Kegiatan traveling yang santai dapat mengurangi stres kronis, sehingga sistem imun tidak terlalu sering diaktifkan dan fungsi pertahanan tubuh berjalan normal. Berpartisipasi dalam aktivitas rekreasi juga membantu mengurangi ketegangan otot dan persendian, memulihkan keseimbangan metabolisme, dan meningkatkan mekanisme anti-kerusakan tubuh.

Aktivitas fisik saat traveling, seperti hiking dan bersepeda, juga mendukung sistem pengaturan diri tubuh, meningkatkan metabolisme, serta memperkuat fungsi imun dan ketahanan terhadap ancaman eksternal.

“Partisipasi dalam aktivitas fisik meningkatkan sirkulasi darah, transportasi nutrisi, dan pembuangan limbah tubuh, semuanya mendukung proses penyembuhan,” jelas Hu.

Namun, studi ini juga mengingatkan tentang tantangan yang dihadapi wisatawan, seperti risiko penyakit menular, kecelakaan, dan masalah kebersihan makanan serta air.

“Pengalaman negatif saat traveling dapat meningkatkan entropi dan menimbulkan risiko kesehatan, seperti yang kita saksikan selama krisis kesehatan global COVID-19,” pungkas Hu. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU