Ini Cerita KKN di Desa Penari Versi Widya Lengkap

Kisah KKN di Desa Penari diadaptasi dari cerita viral di media sosial Twitter oleh seorang penulis cerita horror, SimpleMan. Utas atau thread yang disusun oleh akun SimpleMan (@SimpleM81378523) pada tahun 2019 tersebut menjadi viral kala itu. Seperti apa cerita KKN di Desa Penari versi Widya?

Cerita KKN di Desa Penari Versi Widya

Berikut Cerita KKN di Desa Penari Versi Widya

Tahun 2009 akhir, semua anak angkatan 2005/06 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang dilakukan di beberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi. Dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri.

Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya. Ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunannya.

“Aku wes oleh nggon KKN ‘e” (aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata di ujung telpon. Wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap.

Baca Juga:  Film Karate Kid: Legends Dibintangi Jackie Chan

“Nang ndi?” (dimana?)

“Nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN” (di kota B, disebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk dikerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita). Saat itu juga, Widya segera mengajukan proposal KKN.

Semua persyaratan sudah terpenuhi, kecuali kelengkapan anggota dalam setiap kelompok minimal harus melibatkan 2 fakultas berbeda pun dengan anggota minimal 6 orang.

“Tenang” kata Ayu, perempuan yang tempo hari memberi kabar tempat KKN yang ia observasi bersama abangnya.

- Iklan -

Benar saja, tidak beberapa lama, muncul Bima dengan Nur, ia menyampaikan, kelengkapan anggota 6 orang yang melibatkan 2 fakultas sudah disetujui.

“Sopo sing gabung Nur?” (siapa yang sudah gabung Nur?) tanya Ayu,

“Temenku. kating, 2 angkatan di atas kita, satunya lagi, temanya”

Baca Juga:  Debut di Film Kuasa Gelap, Freya JKT48 Ketagihan Berakting

Lega sudah. batin Widya. Surat keputusan KKN sudah disetujui semuanya, terdiri dari 2 fakultas dengan proker kelompok dan individu, untuk pengabdian di masyarakat yang akan diadakan kurang lebih sekitar 6 minggu. Hanya tinggal menunggu, pembekalan sebelum keberangkatan.

Jauh hari sebelum malam pembekalan, Widya berpamitan kepada orangtuanya tentang progress KKN yang wajib ia tempuh, ketika orangtua Widya bertanya kemana Projek KKN mereka, terlihat wajah tidak suka dari raut ibunya.

“Gak onok nggon liyo, lapo kudu gok Kota B,” (apa gak ada tempat lain, kenapa harus kota B) wajah ibunya menegang. “nggok kunu nggone Alas tok, ra umum dinggoni gawe menungso” (disana tempatnya bukanya hutan semua, tidak bagus ditinggali oleh manusia)

Namun setelah Widya menjelaskan, bahwa sebelumnya sudah dilakukan observasi, wajah ibunya melunak.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU