FAJARPENDIDIKAN.co.id-PUEBI merupakan wujud dari penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia yang telah dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Penyempurnaan itu demi menyesuaikan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berimbas kepada semakin luasnya beragam ranah pemakaian ejaan bahasa Indonesia dikalangan masyarakat.
Lalu apa perbedaan antara PUEBI dengan EYD? Perbedaan tersebut masuk ke dalam dua sub bab ejaan, yaitu pemakaian huruf dan pemakaian tanda baca.
1. Perbedaan pada diakritik pelafalan vokal [e].
2. Perbedaan antara PUEBI dengan EYD adalah terdapat tambahan diftong [ei].
3. Perbedaan adanya aturan penulisan huruf kapital.
4. Perbedaan dalam aturan penulisan huruf tebal.
5. Perbedaan dalam penggunaan tanda baca.
FAJAR PENDIDIKAN kutip dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) oleh Kemdikbud (2016:44-47), terkait fungsi dan contoh tanda titik koma dan tanda titik dua sebagai berikut.
Fungsi dan Contoh Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain dalam kalimat majemuk.
Misalnya: Hari telah gelap; Budi masih membaca buku. Ibu sedang memasak; Ayah membaca koran; Adik bermain mobil-mobilan.
Pak Guru menulis di papan; murid-murid menyalinnya.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya: Syarat penerimaan calon taruna baru di lembaga ini adalah:
1. Berkewarganegaraan Indonesia;
2. Lulusan SMA/SMK;
3. Berbadan sehat; dan
4. Usia maksimal 20 tahun.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat hari ini meliputi:
1. Pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
2. Penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
3. Pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
Fungsi dan Contoh Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
1. Persiapan,
2. Pengumpulan data,
3. Pengolahan data, dan
4. Pelaporan.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian (penjelasan, penggambaran).
Misalnya:
a. Ketua: Ahmad Wijaya
Sekretaris: Nadia Tanar
Bendahara: Isabellah
B. Narasumber: Dr. Ahadri SH
Pemandu: Nadia Tamar, M.Hum.
Pencatat: Zulkipli, S.Pd.
4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya: Ibu: “Buang sampah ini, Nak!”
Amir: “Baik, Bu.”
Ibu: “Jangan lupa, letakkan sesuai jenis sampahnya!”
5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya: Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Al Ikhlas: 2—5
Matius 2: 1—3