Jaga Manajemen Emosi
Manajemen emosi juga menjadi salah satu hal terpenting dalam sebuah ilmu leadership. Mengatur emosi benar-benar sangat penting.
Terlebih di masa pandemi ini, komunikasi akan lebih banyak dilakukan secara elektronik seperti lewat chat, telepon, maupun video call.
Sudah wajar bahwa salah paham rentan terjadi jika komunikasi tak dilangsungkan secara tatap muka.
“Dalam sebuah organisasi, marah yang berlebihan justru akan membawa dampak yang buruk. Di sini pentingnya manajemen emosi dalam kepemimpinan.
Kita perlu memilah mana situasi yang butuh rasa amarah dengan porsi yang secukupnya dan mana situasi yang sebenarnya tidak perlu rasa marah,” ujarnya.
Menjaga Pola Pikir Positif
Mengikuti organisasi harus diikuti dengan perubahan pola pikir dalam diri. Mindset utama yang harus kamu ubah adalah “kamu tak akan bisa menyenangkan semua orang”.
Jadi kamu harus menegur tim kamu jika melakukan sebuah kesalahan tanpa rasa sungkan.
“Dalam berorganisasi, kamu tak boleh sungkan dan tidak enakan ketika harus menegur teman dekat kita yang melakukan kesalahan dalam bekerja. Semakin kamu berusaha menyenangkan semua orang, kamu tidak akan menyenangkan siapa pun.
Ini harga yang pasti harus dibayar sebagai seorang leader. Tugas kita adalah memastikan setiap anggota bertumbuh dan berkembang sesuai dengan porsinya masing-masing,” tegas Anandre.
Memang tak mudah untuk menjadi seorang leader. Namun, semakin kamu belajar dengan baik, maka kamu akan lebih mudah dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam sebuah organisasi.
“Meskipun tak jarang pilihan yang kamu ambil akan membuat orang lain kecewa. But it’s okay, itulah namanya seni dalam memimpin,” pungkas Anandre.