Berprofesi sebagai akademisi pasti tak jauh dari kegiatan penelitian dan menuliskannya di jurnal ilmiah.
Sebagian kampus telah mewajibkan mahasiswanya untuk menulis jurnal sebagai syarat kelulusan.
Sedangkan dosen, diwajibkan oleh Pemerintah untuk menulis jurnal dalam rangka kenaikan pangkat.
Sayangnya, menulis jurnal tak semudah yang dibayangkan. Tak jarang harus dilakukan bertahun-tahun, dan menghabiskan dana penerbitan sampai puluhan juta rupiah.
Belum lagi jika terjebak calo yang meminta uang untuk penerbitan, atau biasa dikenal sebagai jurnal predator.
Profesor Arif Muntasa dari Universitas Trunojoyo Madura, kampus negeri terbesar di Madura, menyatakan bahwa menulis jurnal tidak selalu harus seperti itu.
Banyak penelitian yang bisa dilakukan secara gratis, bahkan bisa mendapat hibah atau uang bonus penelitian yang jumlahnya fantastis.
“Menulis sebuah jurnal memanglah bukan sebuah kegiatan yang mudah. Tapi sebenarnya ada banyak cara untuk membuat penulisan jurnal menjadi menyenangkan.
Jangan sampai kita terjebak jurnal predator dan harus jual motor untuk meneliti!,” ungkap Arif didampingi Assoc Prof Wahyudi Agustiono, Dosen Universitas Trunojoyo Madura pada Webinar SEVIMA pada (28/12) sore.
Menurut Arif dan Wahyudi, sebelum melakukan publikasi jurnal ilmiah, seorang penulis harus memahami beberapa hal.
Agar jurnal yang ditulis dapat terpublikasi, baik di tingkat internasional (Terindeks SCOPUS), maupun di tingkat nasional (Terindeks SINTA).
Berikut tips untuk menulis jurnal ala Profesor Trunojoyo: