FAJARPENDIDIKAN.co.id – Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar bekerjasama dengan Prodi Tadris Bahasa Inggris STAIN Majene serta Lembaga Bahasa Unismuh Makassar telah menyelenggarakan Interpreting Workshop: Communicating Words Communicating Meaning” pada tanggal 3 Oktober 2020 secara virtual melalui App Zoom Meeting dan live Youtube.
Workshop virtual yang dilaksanakan atas kerja sama dengan tiga universitas ini dihadiri kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan pegiat penerjemah dari berbagai universitas dan lembaga dari seluruh Indonesia.
Acara yang dibuka pada pukul 09.00 WITA dengan mengundang Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Majene, Dr. Suddin Bani, M.Ag untuk memberikan sambutan yang mengungkapan rasa terima kasih atas adanya kolaborasi antar universitas dan harapannya para mahasiswa khususnya bisa belajar banyak mengenai penerjemahan.
Setelah itu dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, Dr. Hasyim Haddade S.Ag., M.Ag. Workshop Interpreting ini menghadirkan 2 pembicara yakni Maharida Manindar, S.Pd. M. Pd merupakan praktisi penerjemah/translator dan juga merupakan Ketua Lembaga Bahasa Unismuh Makassar selanjutnya pembicara kedua adalah Prof. Cyr Couturier, seorang Konsultan / Dosen dan Peneliti di Memorial University Canada.
Workshop ini diawali oleh pemaparan Maharida Manindar mengenai perbedaan antara interpreting dan translating serta bagaimana langkah–langkah dalam melakukan keduanya.
Disebutkan juga dalam melakukan interpreting, disarankan untuk memiliki attitude yang baik misalnya dalam melaksanakan tugas secara amanah, komunikasi dan pelayanan kepada klien yang didukung oleh pemahaman skills bahasa sumber “source language” dan bahasa target “target language” serta pemahaman budaya lokal maupun budaya dari para klien serta mental yang kuat.
Namun dari tantangan ini, banyak hal–hal yang menarik yang dapat diperoleh ketika bekerja dalam interpreter yakni networking yang luas, istilah–istilah dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, skill publik speaking, open minded, bayaran yang bagus.
Sehingga seorang interpreter dituntut untuk senantiasa belajar, mengikuti mokunitas penerjemah baik secara online maupun offline, perbanyak latihan dan berani mengambil resiko.
Materi kedua disampaikan oleh Prof Cyr Couturier, dengan memperkenalkan diri sambil menunjukkan koleksi 25 batik yang dimiliki sebagai tanda kecintaan beliau dengan Batik dan Budaya Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Cyr Couturier menekankan bahwa interpreting adalah penting mengenai komunikasi dua arah dengan percaya diri dan melibatkan tidak hanya bahasa verbal namun bahasa tubuh, dan bahasa sign. Disamping itu, Prof Cyr menggambarkan kekagumannya dengan komintmen, kerja keras, keramahan, kepercayaan diri dan dedikasi para interpreter dalam projek yang dijalaninya selama 4 tahun di Projek Invest Coop Indonesia.
Dalam sesi ini, Cyr menambahkan bahwa tidak hanya kemampuan tata bahasa dan bahasa namun pentingnya pengetahuan mengenai perbedaan budaya atau konteks budaya lokal akan sangat membantu para interpreter sangat penting dalam penerjemahan.
Sesi Workshop ini diakhiri dengan simulasi interpreting secara virtual yang diharapkan dapat memperkaya khazanah interpreting para peserta workshop.
“Saya ucapkan terima kasih kepada kedua pembicara dan berharap dapat bekerjasama di kegiatan selanjutnya,” ungkap Dekan Fakultas Adab dan Humniora, Dr. Hasyim Haddade di pengujung acara.