Invasi Rusia Semakin Memanas, AS Beri Sinyal Siap Perang dengan Rusia?

Pihak Amerika menilai, Rusia seakan memberi isyarat akan menghentikan operasi militer di beberapa wilayah Ukraina. Sebagai gantinya, Rusia dikabarkan akan fokus menguasai wilayah Ukraina di bagian Timur.

Dilansir dari Reuters, konon hal tersebut dilakukan Rusia, setelah gagal mengambil alih sejumlah kota, kendati sudah sebulan melancarkan serangan. Pergeseran rencana ini, kemungkinan terjadi lantaran Rusia terus mendapatkan tekanan dari Barat.

Tetapi kemudian terjadi saling gertak, kapal pembom nuklir Amerika terbang di dekat perbatasan Rusia. Ini untuk peringatan kepada Putin, setelah kirim jet bersenjata nuklir ke Swedia.

Putin memberikan pesan baru ke Amerika Serikat (AS) dan sekutu. Presiden Rusia itu menyebut Barat tak akan berhasil mendominasi global dan memecah belah dunia. Tindakan Barat memiliki tujuan politik yang bermusuhan.

Mareka hanya tidak menginginkan Rusia yang kuat dan berdaulat. Dalam hal ini menurut pasal 61 bagian 7 dari piagam PBB dengan persetujuan Dewan Federasi Rusia’’, kata Putin dalam sebuah pidato terbaru dimuat siaran televisi Rusian Rabu, 16/3/2022, sebagimana dikutip CNBC International.

Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Menurut Presiden Rusia itu, pihaknya sebenarnya siap untuk membahas status netral Ukraina, tetapi tetap memenuhi tujuan utama, ‘’operasi militer yang dilakukan. Dia pun mengatakan, tindakan Barat hanya akan memperkuat Rusia. ‘’Catat ! Putin habisi perlawanan Ukraina 9 Mei 2022.’’, tegasnya.

Sementara itu, NATO juga memberi pesan terbaru ke Rusia. Sekrertaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Rabu lalu, meminta Putin untuk segera menghentikan perang di Ukraina. Presiden AS juga menyebut Putin penjahat perang. Ini terjadi akibat serangannya ke Ukraina.

Biden bahkan menyebut Putin sudah tidak bisa berkuasa lagi. Pihaknya menyerukan pengunduran diri terhadap kepemimpinan Rusia Vladimir Putin. Hal ini disampaikan Biden saat berpidato di Polandia.

‘’Putin punya nyali untuk mengatakan dia mende-Nafikasi Ukraina. Itu bohong. Itu hanya sinis. Presiden Zelensky, terpilih secara demokratis. Dia Yahudi. Keluarga ayahnya dalam Holocaust Nazi, dan Putin memiliki kebernian seperti semua otokrat kita sebelumnya, untuk percaya bahwa itu mungkin benar.

- Iklan -
Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Jadi, pada jam ini. Biarkan kata – kata Paus Johanes Paulus menyala terang hari ini. Jangan pernah ragu. Jangn pernah lelah. Jangan pernah putus asa. Jangan takut’’, jelas Biden.

Seorang diktator, katanya yang bertekad membangun kembali sebuah kerajaan tidak akan pernah menghapusnya. Kebrutalan tidak akan pernah meruntuhkan keinginan mereka untuk bebas. Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Rusia. Karena orang – orang bebas menolak untuk hidup di dunia keputusasaan dan kegelapan. Kita akan memiliki masa depan yang berbeda.

Masa depan yang lebih cerah, berakar pada demokrasi dan prinsip, harapan dan cahaya kesopanan dan marabat kebebasan dan kemungkinan. ‘’Demi Tuhan, orang ini tidak bisa tetap berkuasa’’,tambah Biden.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU