Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Ketua Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (Unhas), drg Hj Hasnah Syam MARS, tampil sebagai pembicara di tudang sipulung alumni yang digelar secara virtual, Rabu (03/06/2020).
Hasnah Syam yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Partai Nasdem, membahas mengenai peran alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas dalam memasuki era new normal.
Di depan kalangan civitas akademika dan alumni FKG, Hasnah terlebih dahulu mengurai kasus pertama Covid-19 yang ditemukan di Wuhan China 31 Desember 2019, hingga ditetapkan sebagai pandemi global oleh Word Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020.
“Data menunjukkan sampai dengan saat ini sudah ada 213 negara dan wilayah di dunia yang telah melaporkan adanya kasus Covid-19. Walaupun sudah ada diantaranya yang menyatakan telah bebas dari penyakit tersebut. Antara lain Tiongkok, Thailand, Vietnam dan Jepang,” papar Hasnah Syam memulai paparannya.
Khusus di Indonesia yang kasus pertamanya ditemukan di Depok pada 2 Maret 2020, sebarannya hingga hari ini, masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Seprtti di Asia Tenggara, Indonesia menduduki posisi kedua tertinggi dengan jumlah kasus terbanyak setelah Singapura.
“Jika ini tidak mendapatkan perhatian dengan sungguh-sungguh, tentu akan berpotensi menjadi second wave, atau terjadinya gelombang kedua. Padahal gelombang pertama saja kita belum usai. Negara-negara yang telah sukses mengatasi dampak corona inipun juga mengalami hal tersebut,” jelasnya.
Kondisi paparan Covid-19 berdasarkan data per tanggal 2 Juni 2020, ada 27.549 kasus terkonfirmasi positif. Sembuh 7.935 dan meninggal dunia 1.663. Kasus ini tersebar di 34 provinsi dengan 417 Kabupaten/Kota.
Mengenai langkah pemerintah yang ingin menerapkan era new normal, Hasnah yang juga istri Bupati Barru Suardi Saleh, menganggap itu adalah langkah tepat. Sebab pandemi ini diyakini masih berlangsung lama. Apalagi belum ditemukan vaksinnya.
“Jika ada prediksi bahwa Pandemi COVID-19 sulit dikendalikan sampai lima tahun kedepan, maka tidak ada pilihan bagi kita untuk menghadapi new normal dengan membuat kebijakan yang tepat dan penerapan protokol kesehatan yang berdisiplin tinggi,” sebut Hasnah Syam yang membidangi bidang kesehatan di DPR RI.
Sebab, lanjut dia, kita tidak boleh terlalu berharap banyak bila pandemi ini akan selesai dalam waktu dekat. Olehnya itu, kita harus reset kehidupan kita semua. Harus berlari marathon, bukan sprint. Jangan juga berpikir kita akan masuk kehidupan normal seperti sebelum pandemi. Tetapi kita akan memasuki era new normal.
Dalam situasi era new normal, peran alumni FKG sangat dibutuhkan. Baik ikut terlibat dalam memperkaya wawasan mengenai antisipasi penyebaran corona, maupun
saling mengingatkan dengan sesama yang ada disekeliling kita. Mengingat, pandemi ini merupakan masalah kita bersama, bukan masalah pemerintah saja.
“Dalam konteks tersebut, kita semua yang merupakan alumni FKG UNHAS maka sinergitas organisasi profesi dalam menangani corona sangat diperlukan. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, organisasi ikatan alumni FKG dapat berkontribusi besar untuk memutus rantai pandemi COVID-19,” imbaunya.
Ia menambahkan, menjadi seorang dokter gigi sebaiknya tidak berfokus pada masalah kedokteran gigi saja di tengah pandemi. Namun mesti mampu berfungsi menjadi tenaga medis sekaligus pelopor bidang kesehatan.
Sekadar diketahui, tudang sipulung virtual ini juga melibatkan dua pembicara lainnya. Masing-masing drg Arief Rosyid, dan Anggota DPRD Sulsel, drg Rachmatika Dewi. Kegiatan ini diikuti puluhan alumni.( Humas Barru/ Rus).