Jangan Lalaikan Ibu

Seringkali dalam kehidupan ini, kita melupakan ibu. Padahal, mungkin ibu sangat membutuhkan kasih sayang dari anaknya. Kesibukan sering membuat kita lupa akan kehadirannya, seolah-olah ibu menjadi tidak penting lagi setelah kita memiliki pasangan dan anak-anak.

Kita terkadang merasa bangga dengan pencapaian kita, tetapi sering lupa bahwa ibu kita lah yang telah susah payah melahirkan dan membesarkan kita. Seorang ibu akan merasa sangat sedih ketika anaknya menderita atau sakit. Bahkan, ibu terkadang rela menahan lapar dan keletihan demi sang anak. Perjuangan seorang ibu untuk membesarkan kita tentu tidaklah mudah.

Seorang ibu lebih mementingkan kebutuhan anaknya daripada dirinya sendiri. Ketika anaknya sakit, ia bisa panik dan terjaga sepanjang malam, meskipun tubuhnya lelah. Kasih sayang seorang ibu tidak pernah berkurang, bahkan ketika usianya semakin lanjut.

Kini, mungkin ibu kita sudah mulai menua, penglihatannya mulai kabur, ingatannya mulai terlupakan, dan tubuhnya semakin lemah. Bahkan, berjalan pun tidak lagi tegak seperti dulu. Namun, meskipun kondisi fisiknya mulai menurun, kasih sayang dan cintanya terhadap kita tetap tidak berubah. Ibu akan terus mencintai kita sampai akhir hayatnya.

Dalam kondisi yang semakin tidak berdaya, sering kali kita justru menyakiti hati ibu kita dengan kata-kata atau tindakan yang tidak seharusnya. Padahal, ketika kita kecil, sering kali kita membuat ibu kerepotan dan banyak melakukan kesalahan. Namun, ketika ibu membutuhkan kita, sering kali kita tidak peduli. Kita lebih fokus pada diri sendiri dan keluarga kita, sementara ibu kita terlupakan.

Baca Juga:  FTBI Tanah Papua 2024, Ciptakan Generasi Muda Penjaga Bahasa Ibu

Merawat ibu adalah kewajiban kita sebagai anak, sebagaimana dulu ibu merawat kita saat kita masih kecil. Sayangilah ibu kita selagi masih ada, jangan sampai menyesal setelah ia tiada.

Jangan sakiti hatinya, dan jangan pernah menghardiknya. Ketidakberdayaannya saat ini bukanlah keinginannya. Mungkin suatu saat nanti, kita akan mengalaminya, ketika kita menua dan menjadi lemah.

Ibumu adalah pahlawan yang telah membesarkanmu dan menjadikanmu seperti sekarang ini. Tanpa ibu, kita bukan siapa-siapa. Oleh karena itu, jangan pernah menyakitinya.

Bagaimana dengan Ibu yang Sudah Meninggal?

- Iklan -

Lalu, bagaimana jika ibu atau orang tua kita sudah meninggal dunia? Hadiahkanlah pahala sedekah, wakaf, atau amal jariyah lainnya yang bermanfaat bagi mereka yang telah tiada. Berwakaf atas nama orang tua yang telah meninggal bisa menjadi cahaya bagi mereka di akhirat nanti, serta bentuk bakti kita kepada mereka yang telah mendahului kita.

Baca Juga:  Mengenal Hari Ibu 22 Desember, Sejarah dan Maknanya

Dengan memberikan pahala jariyah atas nama orang tua yang telah meninggal, kita dapat memastikan bahwa doa dan amal baik untuk mereka terus mengalir hingga hari kiamat.

Berbakti Sebelum Menyesal

Doa seorang ibu lebih mulia dan lebih makbul daripada doa seorang wali besar sekalipun. Ibu adalah pintu surga bagi anak-anaknya, sementara ayah adalah jembatan menuju pintu tersebut. Air susu yang kita minum dari ibu adalah hasil jerih payah dan keringat ayah yang mencari nafkah untuk keluarga. Oleh karena itu, muliakanlah mereka berdua.

Jika kita sudah bekerja atau berkeluarga dan tidak tinggal serumah dengan ibu, luangkan waktu untuk sering mengunjunginya. Jika tidak memungkinkan, setidaknya teleponlah ibu untuk memberi perhatian dan mengingatkan hatinya bahwa kita menghargai setiap usaha dan pengorbanannya. Perhatikanlah ibu, terutama di masa tuanya. Jangan melawannya, karena kesuksesan kita dalam hidup tidak terlepas dari doa dan perjuangan seorang ibu.

Doa ibu itu menembus langit ketujuh dan tidak ada yang bisa menghalanginya. Muliakanlah ibumu, karena surga menantimu. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU