Barru, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Andai Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Barru tak bergerak cepat melakukan antisipasi terhadap satu santri yang positif, maupun ke Orang Tanpa Gejala (OTG), maka bisa saja penularannya akan meluas.
Untungnya semenjak mengetahui ada dua santri yang baru pulang dari pesantren di Jawa Timur, Tim Gugus Tugas yang dikoordinir langsung Bupati Barru, Suardi Saleh, langsung melakukan berbagai langkah taktis.
Padahal pemeriksaan rapid test yang dilakukan di pesantren santri itu sebelum pulang ke Barru, hasilnya negatif. Begitu pun saat tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, hasilnya tetap sama, yakni negatif dan tidak ada gejala terpapar virus tersebut.
Mengacu dari dua pemeriksaan itu, Tim Gugus Tugas Covid-19, bisa saja tidak melakukan lagi pemeriksaan ulang. Namun, atas kebijakan Bupati Barru, setiap Orang Tanpa Gejala (OTG) yang awalnya negatif, tetap harus di rapid kembali 14 hari setelah menjalani masa karantina mandiri. Dan ini berlaku bagi siapapun yang masuk kategori OTG maupun OPD.
Di rapid test terakhir yang dilakukan pekan lalu, dua santri itu dinyatakan reaktif. Dari hasil itulah, dua santri yang kondisi fisiknya sangat bugar langsung dibawa ke RSUD Barrru menjalani masa isolasi dan pemeriksaan swab. Meskipun saat ingin dibawa di malam hari, sempat ada penolakan dari keluarganya.
“Setelah ada hasil rapid test terakhir, hari itu juga kita bawa ke RSUD. Dan kita memberi pemahaman kepada keluarganya, kenapa langkah itu kami harus lakukan. Dan alhamdulillah, akhirnya mereka bersedia,” kata Suardi Saleh, Rabu (06/05/2020).
Sambil karantina di RSUD dan menunggu hasil swab, pihaknya juga langsung melakukan rapid test kepada keluarga yang tinggal se rumah dengan santri itu. Termasuk melacak kemana saja dua santri tersebut berpergian selama ini.
“Keluarga dua anak kita itu sudah kita periksa dan hasilnya negatif di rapid test pertama. Tapi tetap kita minta saat itu melakukan karantina mandiri. Tidak berpergian ke mana-mana dulu sambil menunggu hasil swab terhadap anaknya,” urai Suardi Saleh.
Pasca-ada hasil swab yang menyebut satu dari dua santri itu dinyatakan positif, pihaknya bergerak cepat lagi dengan membawa satu santri tersebut ke tempat karantina dan perawatan di Makassar. Termasuk orangtuanya.
“Sampai sekarang kita masih menelusuri dan mendata riwayat interaksi anak kita itu semenjak tiba di Barru. Dan semua yang pernah berinteraksi kita akan periksa kembali, dan memintanya melakukan karantina mandiri,” tambahnya.
Ia berharap, warga tidak panik berlebihan mengenai adanya kasus pertama di Barru yang positif Corona. Selain pihaknya sudah melakukan berbagai antisipasi, juga terus memperketat pengawasan dan pemeriksaan di setiap warga yang baru tiba di Barru.
“Memang dengan adanya kasus pertama positif corona, status Barru tidak lagi zona hijau. Tapi percaya saja, kami terus berusaha semaksimal mungkin mengurangi penularan. Karena itu, saya juga berharap kerjasama kita semua. Menaati imbauan dan anjuran pemerintah, serta saudara-saudara kita yang baru tiba di Barru agar bersedia memeriksakan diri dan menjalani masa karantina mandiri. Tetapki tenang semua, sambil meningkatkan kewaspadaan,”
paparnya.
Laporan, Humas Barru/ Rus