Istana raja Ardashir I, pendiri Kekaisaran Sasania, dibangun di seberang kota yang ia dirikan, Ardashir Khureh. Meskipun harus menyeberangi sungai, mudah untuk melakukan perjalanan dari sini ke kota atau ke kastil terdekat.
Wangsa Sasania adalah bagian dari imperium Persia yang berkuasa di Iran sejak tahun 224 hingga 651 M. Raja pertamanya adalah Ardashir I, sebagai penganut Zoroastrianisme, wangsa terakhir sebelum islam berkembang di Persia dan wilayah Arab.
Kastil Ardeshir-e Babakan (Istana Ardashir Papakan), juga dikenal sebagai Atash-kadeh, dibangun pada tahun 224 M oleh Ardashir I. Ia merupakan kastil kuno yang terletak di lereng gunung tempat Ghaleh Dokhtar juga berada.
Keberadaan kastil kuno ini menjadi representasi adanya peradaban kuno pra-Islam. Sebagaimana Ardashir I, raja dan pendirinya, ia merupakan penganut agama Zoroastrianisme. Zoroaster merupakan kepercayaan dalam menyembah Ahura Mazda atau Tuhan Yang Bijaksana.
“Kota kuno di tempat istana itu berada, dinamai Peroz (Kemenangan) setelah Ardashir mendirikan Kekaisaran Sasania dengan menggulingkan Ardavan, raja Parthia terakhir,” tulis Sirang Rasaneh.
“Setelah penaklukan Arab, Peroz disebut dengan Firuzabad (Firooz-Abad), dan namanya tetap bertahan. Oleh karena itu, kota modern tersebut memiliki arti penting dalam sejarah Persia,” tulisnya.
“Kemudian, Ardashir Babakan, pendiri Kekaisaran Sasanid, memerintahkan pembangunan monumen ini pada abad ketiga. Dikenal dengan berbagai nama seperti istana Ardashir, Kuil Api Firouzabad, Kuil Api Besar, atau Barin,” imbuhnya.
Istana itu terdiri dari beberapa bagian. Di timur laut ada lengkungan besar (iwan) yang membuka ke taman dengan kolam (doline). “Fasad ini mungkin tampak seperti istana Parthia di Ctesiphon (di Irak),” lanjutnya.
“Seluruh kompleks panjangnya lebih dari seratus meter, tepatnya 104 meter, dan lebarnya lima puluh lima meter (55 meter),” lanjutnya. Ini adalah contoh tertua dari jenis arsitektur yang ada di Iran.
Dari sudut pandang sejarah arsitektur, mereka lebih maju daripada, misalnya, Pantheon di Roma. Berdasarkan dua alasan, beberapa arkeolog Iran percaya bahwa monumen ini adalah salah satu kuil api Zoroaster yang paling penting.