Jejak Soekarno di Jenjang Pendidikannya

Tanggal 6 Juni adalah hari kelahiran Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia. Sosok yang juga dikenal sebagai Bung Karno ini lahir pada 121 tahun silam, tepatnya pada 1901.
Sewaktu baru lahir, dia diberi nama Kusno oleh orang tuanya.

Namun, keadaannya yang kerap sakit-sakitan menyebabkannya namanya diganti saat berusia 11 tahun. Saat itulah ayahnya mengubah namanya menjadi Soekarno.

Soekarno mengenyam pendidikan pertama kali di Tulungagung sebelum dia bersama orang tuanya pindah ke Mojokerto. Kisah Bung Karno di Kota Mojokerto memang tidak cukup populer jika dibandingkan dengan kisahnya di Surabaya, Bandung, Blitar, atau Ende.

Meski begitu, menurut sejumlah literatur disebutkan, dia cukup lama berada di kota yang berada di Provinsi Jawa Timur tersebut.

Jejak Soekarno

Pada sumber berjudul Soekarno-Hatta Persamaan dan Perbedaannya (1983) oleh Tamar Djaya, diterangkan Soekarno berada di Kota Mojokerto selama delapan tahun, sejak 1908 sampai 1916. Pada waktu itu usianya tujuh sampai lima belas tahun.

Bung Karno dahulu sempat sengaja berteman dengan orang Belanda. Belakangan diketahui tujuannya agar dia mempunyai teman penutur asli untuk belajar bahasa Belanda. Di kota tersebut, Soekarno dikenal menggemari berbagai permainan khas anak-anak, seperti memanjat pohon.

Sewaktu masih kecil, Soekarno menjadi pelajar setingkat sekolah dasar di Tweede Inlandsche School, yang kini menjadi SDN Purwotengah Kota Mojokerto. Kemudian, dia melanjutkan jenjang selanjutnya di Europesche Legore School (ELS) yang sekarang menjadi SMPN 2 Kota Mojokerto.

Pada 2019 lalu, dua sekolah tepat Soekarno belajar di Kota Mojokerto diresmikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah lokal. Setelah lulus dari ELS pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan studi di Hogere Burger School (HBS) Surabaya.

Soekarno tamat dari sana pada 1921 dan melanjutkan pendidikan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH) yang sekarang adalah ITB. Bapak Proklamator ini mengambil jurusan Teknik Sipil yang ditekuninya hingga berhasil lulus.

- Iklan -

Mengutip dari laman ITB, sewaktu dibuka pada 1920-1921, jumlah yang terdaftar sebagai mahasiswa TH ada 28 orang saja. Di antara mereka, hanya dua orang saja yang berasal dari Indonesia. Empat tahun berikutnya, 4 Juli 1924, 12 orang insinyur pertama dari TH diwisuda.

Selanjutnya, pada dies natalis TH yang ke-6, 3 Juli 1926, ada 19 orang yang lulus. Empat di antara mereka adalah mahasiswa asli Indonesia. Waktu itu adalah pertama kalinya TH Bandung mencetak insinyur yang berasal dari Indonesia, di mana salah satu dari keempat orang ini adalah Soekarno.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU