Jenis-jenis Imbuhan Berdasarkan Posisi, Serapan dan Penggunaannya

Jenis-jenis Imbuhan. Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di awal, di akhir, di tengah atau gabungan di antara ketiganya untuk membentuk kata baru, sehingga berhubungan dengan kata pertama.

Imbuhan berasal dari kata dasar imbuh, yang Artinya tambahan tidak banyak. Imbuhan mendapat surfiks atau akhiran -an di akhir. Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan juga disebut sebagai afiks yang menjadi unsur penting dalam mengubah bentuk kata, jenis kata dan maknanya.

Selain itu, dapat juga diartikan sebagai bentuk linguistik di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata maupun pokok kata. Imbuhan mengubah leksem menjadi kata yang mempunyai arti lengkap, seperti memiliki subjek, predikat dan objek. Proses pemberian imbuhan itulah yang disebut afiksasi.

Misalnya kata dasar minum, yang akan berubah makna bila diberi imbuhan -an di akhir kata menjadi “minuman”. Karena, minum merupakan bentuk kata kerja dan minuman merupakan bentuk kata benda yang Artinya pasti berbeda.

Sehingga kata imbuhan atau afiks memiliki peranan penting dalam pembentukan kata dasar menjadi kata jadian yang sudah diberi imbuhan. Para ahli pun memiliki pandangannya masing-masing mengenai kata imbuhan.

Baca Juga:  Pakaian Adat Sulawesi Barat : Sejarah, Jenis, Makna Dan Filosofi

1. Jenis-jenis Imbuhan Berdasarkan Posisinya

Kata imbuhan berdasarkan posisinya ini terbagi menjadi empat, antara lain prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan) dan konfiks (gabungan awalan dan akhiran). Setiap posisi kata imbuhan ini akan memberikan makna yang berbeda.

a. Prefiks (Awalan)

Prefiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di awal kata dasar, seperti meng-, ter-, ber-, ke-, per-, peng-, meng-, memper- dan lainnya. Contoh imbuhan awalan, meliputi beranak, pengerat, melamar, tertutup, dibaca, serumah dan lainnya.

b. Sufiks (Akhiran)

Sufiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di akhir kata dasar, seperti -an, -kan, -nya dan -i. Contoh imbuhan akhiran, meliputi timbangan, panaskan, beresi, bajunya, lamaran dan lainnya.

c. Infiks (Sisipan)

Infiks adalah imbuhan yang letaknya disisipkan di tengah kata dasar, seperti -em-, -el-, -in-, -er- dan -eh-. Contoh imbuhan sisipan, meliputi melaju, temali, seruling dan lainnya.

- Iklan -

d. Konfiks (Gabungan awalan dan akhiran)

Konfiks adalah imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar dan biasanya juga disebut simulfiks, seperti ke-an, per-an, ber-an, di-i, di-kan, peng-an, ke-an, memper-i, memper-kan, me-kan. Contoh imbuhan konfiks, meliputi ketakutan, perkotaan, seandainya, berduaan, dan lainnya.

Baca Juga:  Sejarah Dan Keunikan Pulau Jeju

2. Jenis-jenis Imbuhan Berdasarkan Penggunaannya

Kata imbuhan berdasarkan frekuensi penggunaannya terbagi menjadi dua, yakni imbuhan produktif dan imbuhan tak produktif. Imbuhan produktif adalah imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan tinggi, seperti se-, ber-, meng-, peng-, per-, dan lainnya.

Sedangkan, imbuhan tak produktif adalah sebuah imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan rendah, seperti -em, -el, -wati, -is, -er, dan lainnya.

3. Jenis-jenis Imbuhan untuk Serapan Bahasa Asing

Imbuhan juga ada yang merupakan serapan dari Bahasa asing, seperti -I, -man, -wan, -wati, -iyah, -is, -sasi dan -isme. Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut:

a. Imbuhan Bahasa Arab

Imbuhan Bahasa Arab fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat, seperti -ah dan -i. Contohnya, manusiawi, alamiah, alami dan seterusnya.

b. Imbuhan Bahasa Sanskerta

Imbuhan Bahasa Sanskerta fungsinya sebagai pembentuk kata benda, seperti -man, -wan dan -wati. Contohnya, budiman, wartawan, pragawati dan seterusnya.

c. Imbuhan Bahasa Inggris

Imbuhan Bahasa Inggris fungsinya sebagai pembentuk kata sifat, seperti -an, -en, -is, -if dan -al. Contohnya, imigran, presiden, egois, deskriptif, formal dan lainnya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU