Jiwa

“Habis keluar bareng temen bi, kenapa?” senyum tipis karna akhirnya dia memiliki temen yang nyata.

“Di cari ayahnya nona. Di ruang makan nona.”

“Oke bi, makasih.” Lalu Han Na berlalu.

Sesampainya di ruang makan, Han Na di sambut oleh makan malam di atas meja, juga orang tuanya. Mereka membahas tentang berita yang ayahnya dapatkan tadi pagi. Meminta pendapat Han Na untuk pindah sekolah untuk kesekian kalinya.

Ya, di sekolah lama kejadian serupa juga terjadi membuat Han Na berpindah pindah sekolah lagi. Mungkin orang tua nya merasa itu ancaman untuk putri tunggal mereka.

Ia melihat nama dan foto dari siswa dalam kasus tersebut. Bukan kah itu teman sekelasnya. Orang yang membuat dia di bully sebab berbicara dengan teman nya yang tak kasat mata. Son hee. ‘Padahal manusia lain itu tak tau siapa yang aku ajak bicara.’ Gumam Han Na

Dan ia menolak untuk pindah, alasannya sepele karna untuk pertama kalinya ia mendapatkan teman yang nyata menurutnya. Dan orang tuanya hanya bisa mengiyakan sebab selama ini Han Na hanya mengikuti apa yang di katakan orang tua nya.

***

“Han Na-a,” teriak Hyun Na membuat Han Na menoleh seperti hari pertama mereka berteman.

- Iklan -

“Hai”

“Kamu sudah dengar berita itu……” jelas hyun na tentang berita yang ia dapat kemarin.

Mata Han Na menerawang ke belakang Hyun Na dan han na baru menyadari bahwa Son Hee juga mengikuti Hyun Na di belakang nya “ Apa yang kamu lihat Han Na?” Hyun mendekatkan dirinya ke telinga Han Na. Membuat aura magis lebih kental dari biasanya.

“I- itu, bagaimana b-bisa..”

“ Apa itu mengejutkan bagimu? Han Na-Ku? Bukan kah aku sudah membantu mu untuk menyingkirkan mereka yang selalu saja mengganggu mu?”

“B-bagai m-mmana kau bisa ta..” Tanya Han Na tergugup.

“Ssshtt.” Mendekatkan jarinya ke bibir han na. “ Tenang lah teman ku, sudah ku kata kan. Bahwa apa pun yang kamu lakukan aku akan tau. Karena aku adalah kamu, dan kamu adalah aku. Kamu terdengar seperti ku dan aku terdengar seperti mu, seperti 1 jiwa yang terpisah. Hanya saja tak menyadarinya. Kenapa kamu terlalu polos..”

***

“Bagaimana jika orang orang mengetahuinya.” Terdengar nada cemas dari mrs. Kang.

“ Dia juga tak mau pindah sekolah lagi. Dokter itu juga sudah mulai menyerah menghadapi HanNa. Bagaimana memberi tahunya bahwa..”

“Sudah, jangan, biarkan saja. Atau dia berganti menjadi dirinya yang lain. Mari kita temukan dokter lain untuk membimbing Han Na. tak akan mungkin meyakinkan HanNa karna dia bisa berbeda kapan saja,” desak Mrs Kang.

Penulis: Hannami Mardhatillah

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU