Co-Founder Holywings Ivan Tanjaya angkat bicara terkait insiden meninggalnya petinju asal Malang, Hero Tito, seusai berlaga melawan James Mokoginta di Holywings Gatsu Club V, Jakarta, Ahad, 27 Januari 2022.
Dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Maret 2022, Ivan mengaku terpukul atas peristiwa Hero Tito yang menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta setelah mengalami pembengkakan otak. Hero meninggal pada Kamis, 3 Maret 2022 pukul 16:45 WIB,
Ivan mengatakan Holywings akan memberikan santunan kepada dua anak Tito Hero sebesar Rp 5 juta untuk 10 tahun ke depan. “Dengan harapan kedua anak Hero Tito bisa mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak setelah ditinggal ayahnya,” kata Ivan.
Menurut Ivan, duel antara Hero dan James menjadi kali pertama Holywings menyelenggarakan pertandingan tinju. Ia pun menyerahkan semua urusan teknis kepada badan tinju yang ditunjuk oleh pihak Armin Tan selaku promotor. “Jadi kami hanya menyediakan tempat dan hadiah kepada petinju yang bertanding di Holywings,” ujar Ivan.
Setelah insiden ini, Ivan melanjutkan, Holywings akan lebih serius dan berhati-hati dalam menyelenggarakan ajang tinju berikutnya seperti mencari rekanan rumah sakit yang terpercaya untuk semua persoalan medis, mulai dari pengecekan lebih mendetail kepada semua atlet sebelum dan sesudah bertanding.
“Ini dilakukan untuk memastikan semua atlet sudah aman total untuk bertanding dan tidak ada cedera berat setelah bertanding seperti cek MRI dan CT scan. Holywings akan memberikan yang terbaik kepada olahraga tinju di Indonesia supaya tidak terjadi lagi hal yang serupa seperti yang dialami Hero Tito dan petinju yang gugur karena bertanding sebelumnya,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Ivan menjelaskan standar penanganan pada pertandingan yang bergulir di Holywings Gatsu Club V. Menurut dia, tim medis telah bersiaga selama acara berlangsung. Panitia juga sudah menyiapkan jalur khusus dari panggung untuk keluar gedung menuju ambulans yang sudah tersedia jauh sebelum acara dimulai.
“Hero Tito sempat di tandu dari ring. Kemudian saat di lorong khusus khusus evakuasi dipindahkan ke tandu dorong (stretcher) untuk dimasukkan ke ambulans,” katanya.
Ambulans tersebut, kata Ivan, sudah dilengkapi fasilitas mini ICU, lengkap dengan elektrokardiogram atau monitor jantung, tabung oksigen, termasuk ventilator mini untuk membantu pernapasan. Selain itu ada juga automated external defibrillator untuk memacu jantung dan mengecek kondisi jantung, alat penyedot cairan, serta fasilitas bedah ringan.
“Untuk rumah sakit rujukkan waktu itu dipilih RS Tebet karena dekat, tidak macet dan sebagai penangan cepat untuk tindakan awal. Baru kemudian dirujuk ke RS Mitra Kelapa Gading karena harus segera melakukan operasi di bagian kepala karena Hero Tito sudah mengalami penggumpalan darah di otak,” kata Ivan.
“Jadi kami, selaku pihak venue dari acara HSS BOXING, sebenarnya sudah mengantisipasi kejadian seperti Hero Tito dengan sebaik-baiknya, namun Tuhan berkehendak lain dan kami semua sangat terpukul dengan kehilangan Hero Tito ini,” kata Ivan. Hero Tito sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo.
Hero Tito berhadapan dengan Mokoginta untuk memperebutkan gelar lowong Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) kelas ringan (61,2kg). Nahas dalam pertandingan 10 ronde itu, Hero Tito terkena pukulan telak hingga tersungkur pada ronde ketujuh. Petinju asal Malang itu pun tidak bisa melanjutkan pertandingan. Kekalahan tersebut menjadi yang ke-17 sepanjang karier profesionalnya.
Secara keseluruhan, petinju yang melakoni debut profesional pada 28 Februari 2004 itu tercatat telah 48 kali bertanding dan 29 di antaranya berakhir dengan kemenangan. Sisanya dua kali imbang.
Adapun pertandingan melawan James Mokoginta sejatinya merupakan duel tinju ulang. Keduanya pernah saling berhadapan di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur pada 6 Mei 2015. Kala itu, Hero Tito menang poin atas lawannya tersebut.