Ibu dan ayah Adit langsung menghampiri Adit yang baru saja tiba di rumah, mereka lalu menyampaikan kabar gembira itu kepada Adit, namun adit bersikap biasa saja dan langsung masuk ke kamar.
Orang tua adit sedikit kecewa dengan sikap adit yang seperti itu terlebih lagi ayah adit, ia benar-benar merasa sedih namun ia tetap mencoba memahan kesedihan dan air matanya yang sudah hampir membasahi pelupuk matanya.
Malamnya, adit tampak sibuk menyiapkan sesuatu. Ia lalu menghampiri pintu kamar orang tuanya dan mengetuknya pelan-pelan.
Tidak lama kemudian pintu kamar pun terbuka, Adit langsung berteriak “Kejutan !!! Selamat Ulang Tahun Bapak,“ kata adit yang langsung memeluk sang ayah dengan erat.
Ayah dan ibu adit sangat terkejut namun mereka juga terlihat sangat bahagia, rupanya malam itu ayah adit berulang tahun, dan adit sudah merencanakan kejutan tersebut dari jauh-jauh hari.
Adit kemudian menjelaskan alasan kenapa dia selalu berangkat lebih pagi dan pulang terlambat, itu karena adit ikut temannya berjualan koran agar bisa mendapatkan uang saku untuk membeli kado ulang tahun ayahnya.
Adit juga meminta maaf karena telah berbuat tidak sopan dan berkata kasar pada orang tuanya terutama ayahnya, itu semua adit lakukan agar kedua orang tuanya tidak curiga dengan rencana adit.
“Adit punya kado untuk bapak, Adit tau ini tidak seberapa tapi adit harap kado ini bisa berguna untuk bapak,” kata Adit sambil menyerahkan sebuah kotak yang sudah terbungkus rapi untuk sang ayah, ayah Adit menerima kado itu dengan bahagia ia lalu membukanya dengan perlahan.
Ternyata isinya sebuah jaket baru, ayah Adit sangat terharu karena sudah sejak lama ia memang berniat untuk membeli jaket baru karena jaketnya sudah sobek dan sudah terlalu sering dijahit, tapi karena masih banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi ia tidak pernah sempat membelinya.
Ayah adit langsung memeluk Adit dan meminta maaf karena sudah membentak Adit.